Selasa 05 May 2015 17:54 WIB

Punya 4.000 BTS, Bolt Optimistis Mampu Raup 3 Juta Pelanggan

CEO PT Internux, Dicky Mochtar
CEO PT Internux, Dicky Mochtar

JAKARTA--PT Internux optimitis layanan Bolut akan mampu menggaet sekitar 3 juta pelanggan pada akhir tahun 2015. Pengguna Bolt awal tahun 2015 diperkirakan sekitar 1,4 juta.

''Kuartal pertama pertumbuhan biasanya lambat. Mulai kuartal kedua dan seterusnya pertumbuhan umumnya tinggi. Apalagi permintaan modem 4G tergolong tinggi,'' kata CEO PT Internux, Dicky Mochtar di Jakarta, Selasa (5/5). Dicky optimistis target 3 juta pelanggan akan tercapai.

Pertimbangannya, secara kualitatif layanan akan terus dilakukan perbaikan. ''Tahun ini kami akan menambah 1000 BTS baru,'' ujarnya. Dengan penambahan 1000 BTS baru, Bolt didukung 4.000 BTS.

Layanan luar ruangan juga akan terus diperbaiki kualitasnya. Termasuk dukungan akses di area publik seperti mal atau gedung perkantoran. ''Ada 600-an gedung di Jakarta. Kami baru menyediakan layanan di sekitar 400 gedung. Ada banyak hal yang harus diselesaikan untuk menyediakan layanan di dalam gedung," cerita Dicky.

Ihwal perluasan layanan, Dicky menyatakan akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan lisensi yang dimiliki. Setelah Jabotabek, Bolt telah membuka layanan di Medan. Dalam waktu satu setengah bulan, Bolt berhasil menggaet sekitar 20 ribu pelanggan.

Medan di sebut Dicky sangat tinggi konsumsi penggunaan datanya. Hal ini, kata Dicky, dipengaruhi oleh keterbatasan akses jaringan kabel di kota itu. ''Karena kabel terbatas, publik menggunakan layanan berbasis wireless,'' kata Dicky Mochtar.

Dalam waktu dekat pihaknya akan mengembangkan layanan di Serang dan Cilegon. Dua kota ini disebut Dicky sangat potrensial. ''Lisensi kami memang termasuk Banten, kami akan fokus di Cilegon dan Serang,'' kata Dicky.

Untuk memudahkan pelanggan mendapatkan produk dan isi ulang pulsa, Dicky mengaku telah menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra. Untuk penjualan, misalnya, Bolt memiliki jaringan sebanyak 8.000 titik. ''Top up pulsa sekitar 56 persen masih dilakukan secara cash,'' katanya.

Dicky mengaku walaupun pengguna yaang melakukan top up pulsa non cash masih cukuptinggi yakni 44 epersen, angka itu disebutnyaa masih leboh rendah dibandingkan operator seluler. Di laayanan seluler, top up pulsa secara cash berkisar 80-an persen.REPUBLIKA.CO.ID,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement