REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah aplikasi yang berkembang karena sukses dimanfaatkan banyak pengguna tentu memberi kepuasan bagi pengembang aplikasi (developer), kata CEO Badr Interactive Andreas Sanjaya usai peresmian kompetisi The NextDev di Jakarta, Senin (4/5)."Jangan segan bertanya kepada orang-orang agar aplikasinya dapat benar-benar berguna," pria yang akrab dipanggil Jay itu menegaskan pentingnya riset sebelum membuat aplikasi.
Salah satu aplikasi yang akan diminati banyak orang adalah yang bermanfaat memberi solusi bagi masalah yang dihadapi masyarakat, misalnya kemacetan. Agar dapat menciptakan aplikasi yang tepat sasaran, pengembang harus benar-benar memahami masalah yang ingin dipecahkan.
"Misalnya mau bikin aplikasi tentang angkot, harus coba naik angkot agar tahu masalahnya," imbuh CEO LayangLayangMobile Prasetyo Andy W. "Jauhkan komputer dan dekati manusia," lanjut pria yang akrab dipanggil Paw. Setiap masalah masyarakat tentu berbeda di setiap tempat.
Oleh karena itu Paw mengingatkan untuk tidak membuat aplikasi yang sedang tren dari negara lain karena belum tentu bisa berhasil saat diterapkan di Indonesia. Sementara itu, Chief Executif KIBAR Yansen Kamto menambahkan pentingnya bekerja dalam tim yang memiliki keahlian berbeda namun satu visi. "Ibarat bikin band, kalau kamu vokalis, cari anggota lain yang perannya berbeda," ujar dia.