REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABBA -- Perusahaan telekomunikasi pelat merah Ethiopia meluncurkan layanan internet generasi keempat (4G). Peluncuran 4G ini untuk mengejar ketinggalan Ethiopia dalam hal teknologi dibandingkan negara tetangganya di Afrika Timur seperti Kenya dan Uganda.
Dikutip dari laman Reuters, industri telekomunikasi di Afrika berkembang pesat dengan jumlah pelanggan mencapai 650 juta pada tahun 2013. Pengguna telekomunikasi meningkat pesat dibandingkan tahun 2001 yang hanya 25 juta saja. Ethiopia merupakan salah satu negara Afrika yang cukup terlambat mengembangkan industri telekomunikasi, terutama 4G.
Beberapa negara telah lebih dulu mengembangkan teknologi ini. Internet 4G menawarkan kecepatan browsing yang jauh lebih cepat dibandingkan 3G. Dengan teknologi 4G, pengguna internet memungkinkan untuk browsing dengan lebih mudah dan bisa menjalankan aplikasi yang lebih kompleks.
Di Ethiopia, layanan 4G ini awalnya baru bisa melayani 400 ribu pelanggan. Untuk mewujudkan teknologi 4G, Ethio Telecom, perusahaan pelat merah tersebut telah bekerjasama dengan Huawei dan ZTE untuk mengembangkan infrastruktur seluler di seluruh Ethiopia. Jumlah investasinya mencapai 1,6 miliar Dolar AS.
Investasi ini juga termasuk untuk meningkatkan kapasitas jaringan 3G untuk 60 juta pelanggan. Di akhir tahun ini, jumlah pengguna telkologi 3G di Ethiopia diperkirakan mencapai 90 juta orang. Pejabat setempat mengakui Ethiopia memang cukup terlambat dalam mengembangkan sektor telekomunikasi. Pasalnya, selama ini Ethiopia lebih emmprioritaskan untuk proyek infrastruktur kereta api. Ethiopia berencana membangun 5000 km jalur kereta api pada tahun 2020 mendatang.
Kepala Komunikasi Ethio Telecom Abdurahim Ahmed mengatakan membutuhkan waktu delapan bulan untuk mengembangkan jaringan 4G. Nantinya, pelanggan harus menghabiskan 21 dolar AS atau sekitar Rp 260 ribu per bulan untuk paket data 2 Gigabyte.