Jumat 13 Mar 2015 18:15 WIB

Indonesia Butuh Observatorium Lebih Canggih, di Mana Bisa Dibangun?

Rep: c12/ Red: Dwi Murdaningsih
Perukyat menggunakan teleskop saat pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan di Observatorium As-Salam, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Andika Betha/ca
Perukyat menggunakan teleskop saat pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan di Observatorium As-Salam, Sukoharjo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Sudah 91 tahun Observatorium Bosscha berdiri di tanah Lembang. Dalam kurun waktu itulah, beragam perangkat yang dibutuhkan para astronom, sudah ketinggalan zaman.

Kepala Observatorium Bosscha, Mahasena Putra mengatakan pembangunan observatorium di daerah lain, selain Lembang, perlu dilakukan demi menunjang keilmuan astronomi di Indonesia. Teknologi yang ada di Bosscha, kata dia, adalah teknologi yang lahir pada 1920-an. 

Karena kondisi itulah, Seno berkeinginan untuk mengejar ketertinggalan teknologi yang ada di Bosscha. Tapi ia juga mengakui, Indonesia memang cukup sulit untuk melewati teknologi-teknologi astronomi yang digunakan di negara lain. 

Dari riset data dan satelit, kata Seno, tempat terbaik dibangunnya observatorium, adalah wilayah Nusa Tenggara Timur. Menurut dia, daerah NTT itu mirip dengan Australia. Seluruh daerah di NTT itu kering. "Tapi tentu ada pertimbangan lain, misal akses, terus di sana pulau kecil kan enggak ada bandaranya, ya repot juga," kata dia.

Setelah berkomunikasi dengan pemerintah daerah di sana, tempat yang paling memungkinkan, yaitu Kupang. "Pembangunan ini untuk nasional. Kita berharap enggak berhenti di sini. Karena kan nanti astronomnya makin banyak, mereka butuh fasilitas, dan bisa menggunakan observatorium nasional itu," ujar dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement