Selasa 03 Mar 2015 20:51 WIB

Industri Penerbangan Kembangkan Sistem Pelacakan Baru di Pesawat

Rep: c65/ Red: Dwi Murdaningsih
pesawat sedang mengudara.
Foto: bbc.co.uk
pesawat sedang mengudara.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Beban seberat 656 ribu pound (328 ton) dengan panjang setara dengan enam bus sekolah merupakan gambaran tepat untuk Boeing 777-200ER. Namun, hampir satu tahun sejak pesawat MH 370 menghilang, tidak ada satupun puing yang mampu ditemukan tim pencari. Hilangnya pesawat yang membawa 239 penumpang dan awak itu menjadi misteri terbesar penerbangan.

Pelacakan satelit mungkin menjadi cara untuk menemukan pesawat yang hilang. Namun satelit tersebut tidak diaktifkan dalam perjalanan. Regulator penerbangan tahun lalu juga sempat berdebat tentang hal ini. Kini, mereka memiliki rencana untuk melacak pesawat jauh lebih sering yang akan diterapkan akhir 2016 mendatang.

Penggunaan sistem baru ini juga memiliki kendala. Sebab, otoritas penerbangan setiap harinya akan menerima kabar dari sebanyak 90 ribu penerbangan di seluruh dunia. Hal ini jelas akan terlalu mahal terutama untuk negara-negara berkembang.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) di bawah PBB menguraikan persyaratan pelacakan baru bulan lalu. Pemungutan secara resmi diharapkan bulan November. Regulator lalu lintas udara tiap negara nantinya harus menerima dan melaksanakan pelacakan bari itu. Australia, Indonesia dan Malaysia baru saja mengumumkan kesediaannya menjadi salah satu negara pertama yang menguji sistem pelacakan tersebut.

Namun, dalam 15 menit pesawat dapat melakukan perjalanan lebih dari 150 mil. "Kami membuat kemajuan, tapi tidak benar-benar melakukan sesuatu," kata Ernest S. Arvai, mitra konsultan penerbangan Airlnsight.

Untuk itu, ada tahap kedua yang kini diusulkan. Ernest mengatakan, setiap pesawat dengan 19 kursi atau lebih yang dibuat setelah tahun 2020 akan mengirimkan lokasi pesawat secara otomatis tiap menit jika pesawat menyimpang dari rute yang seharusnya. Begitu juga jika pesawat mendadak terbang tinggi ataupun rendah atau bila terdeteksi adanya api. Satu yang terpenting, pilot tidak bisa menonaktifkan sistem.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement