REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tandatangani nota kesepakatan bersama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam pembuatan aplikasi dan penyediaan data spasial di Cibinong, Bogor, Selasa (24/2).
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengungkapkan kerja sama ini meliputi menyedia peta data rumah sakit secara online dan pendataan jenis penyakit yang paling banyak diidap oleh suatu daerah diseluruh Indonesia.
Menurutnya, pemetaan rumah sakit ini memungkinkan masyarakat mengetahui dengan cepat dimana letak rumah sakit terdekat disekitarnya. Informasi ini juga mencakup jenis layanan yang disediakan dan ketersedian ruangan. Data ini juga lanjutnya, digunakan oleh Kemenkes untuk prioritas pembangunan pusat layanan kesehatan.
Adapun pendataan jenis penyakit digunakan oleh Kemenkes sebagai landasan untuk memberikan jenis layanan kesehatan yang harus difokuskan.
"Pemanfaatan teknologi informasi geospasial sangat berperan untuk membantu mengamati kejadian penyakit dari hari ke hari, sehingga dengan cepat dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya wabah penyakit atau kejadian luar biasa," katanya.
Saat ini informasi geospasial kesehatan tersebut bisa diakses melalui peta digital Ina-Geoportal, "http://tanahair.indonesia.go.id"tanahair.indonesia.go.id
Sementara itu, Kepala BIG Priyadi Kardono mengatakan pengerjaan data informasi geospasial dibidang kesehatan ini dikerjakan oleh 140 tenaga ahli. Dan saat ini informasi yang dipetakan baru terbatas diwilayah Jakarta.
"Pengembangannya akan terus dilakukan, setiap tahun kita evaluasi, paling tidak dalam lima tahun ke depan sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia," kata Priyadi.