Kamis 05 Feb 2015 23:12 WIB

Teknologi Robotika Berperan Besar Merevolusi Pertanian (2)

Mesin robot serangga 'Ladybird' ini bisa menumpas gulma secara presisi dengan cara mencabut, membakar atau menyemprotnya dengan herbisida.
Foto: abc news
Mesin robot serangga 'Ladybird' ini bisa menumpas gulma secara presisi dengan cara mencabut, membakar atau menyemprotnya dengan herbisida.

REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY -- Manajer Sistem Perencanaan di Pusat Robotika (ACFR) Sydney University, Dr Robert Fitch mengatakan, Australia merupakan kawasan yang menantang untuk mendorong insinyur robotika terjun ke industri pertanian, karena petani Australia termasuk yang paling inovatif di dunia, dimana hampir semua petani di Australia menggunakan sistem pengendali otomatis yang dilengkapi GPS  untuk proses penanaman.

 

Hal tersebut dibuktikannya dengan berhasilnya diciptakan mesin robot penumpas gulma pertama bersama mitranya petani Australia.

 

Karya robot pertanian pertama ini bermula enam tahun lalu, ketika institusinya bermitra dengan perusahaan pemula, SwarmFarm milik Andrew Bate, seorang petani muda dari Gindie dekat Emerald di Queensland.

 

Bate mengaku dirinya frustasi dengan jatuh tingkat produktivitas di lahan pertanian miliknya. "Saya banyak menghabiskan waktu mengemudikan traktor dan baru menyadari kalau teknologi yang telah mendorong pertanian selama 30 tahun terakhir sudah jalan di tempat.," tutur Bate baru-baru ini.

 

"Kekebalan terhadap herbisida untuk menumpas gulma semakin memburuk, dan semakin luas dan mesin pertanian yang digunakan ukurannya semakin besar saja yang tidak lagi cocok untuk lahan pertaniannya,"

 

"Saya kemudian melirik robotika sebagai kesempatan baru untuk menumbuhkan benih dengan cara yang lebih baik, mesin yang berukuran lebih kecil dapat melakukan kerja dengan baik,"

 

Sejak tiga tahun yang lalu Dr Fitch bermitra dengan Universitas Teknologi Queensland untuk mewujudkan mesin robot penumpas gulmayang dapat menyemprot dapat gulma dengan tingkat ketepatan yang tinggi alias presisi tanpa merusak atau membuat padat lahan pertanian.

 

"Robot ini bisa mencabut gulma, menyorotnya dengan sinar laser, membakar gulma atau menyemprotnya dengan pembunuh gulma.

 

"Saya melihat robot ini dalam bingkai yang lebih besar di sektor pertanian, sebagai paradigma baru dimana kita tidak bisa berhenti menggunakan teknologi lama yang pernah mendorong pembangunan pertanian dan bertanya 'bagaimana jika kita menggunakan robot-robot ini untuk melakukan tugas-tugas tersebut dengan cara yang berbeda?'".

 

Dr Fitch mengatakan robotika dapat merevolusi pertanian karena mesin robot pertanian bisa melakukan tugas yang sangat jauh berbeda dari alat-alat pertanian sekarang. Robot bisa melakukan tugas perawatan tanaman dengan rinci hingga ke setiap lembar daun, bukan hanya sekedar dalam skala besar blok per blok di lahan pertanian.

 

Selain itu kehadiran mesin-mesin robot pertanian juga diklaimnya tidak akan menyingkirkan pekerja pertanian, tapi sebaliknya malah dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor teknologi.

 

Selain itu mesin-mesin robot itu diyakini akan menghemat anggaran petani dalam hal biaya bahan bakar fosil, pupuk dan herbisida.

 

Mesin robot penumpas gulma yang menyerupai serangga 'ladybird' ini pada tahun 2015 akan mulai diujicobakan oleh  SwarmFarm. Namun sepertinya masih butuh waktu lama sebelum petani bisa membeli robot penumpas gulma tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement