REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menyusul tragedi penembakan yang terjadi di kantor Majalah Charlie Hebdo, Perdana Menteri Inggris berencana akan memblokir aplikasi pesan WhatsApp dan Snapchat. Rencana pemblokiran tersebut akan dilaksanakan apabila Cameron kembali terpilih dalam pemilu berikutnya.
Dilansir The Independent, Rabu (14/1), Cameron mengatakan, aplikasi pesan singkat tersebut dapat membahayakan negara karena penggunaan metode komunikasinya tidak dapat diawasi. Selain itu, data-data yang ada dalam aplikasi chatting tersebut tidak dapat dienkripsi, sehingga tidak dapat diawasi oleh Dinas Keamanan.
Rencana pemblokiran WhatsApp muncul sebagai bagian dari janji Cameron menghidupkan lagi Snoopers Charter, untuk membantu layanan keamanan mengawasi lalu lintas komunikasi di internet. Menurut Cameron, pemerintah memiliki hak untuk melacak dan mengawasi lalu lintas komunikasi masyarakat demi menjaga keamanan negara.
Terkati hal tersebut, perusahaan WhatsApp tetap berkomitmen untuk tetap menjaga privasi penggunanya. Sementara itu, kelompok privasi telah berulang kali mengkritik upaya pemerintah dalam membatasi penggunaan alat komunikasi secara privasi atas nama keamanan negara.