REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kepolisian Arab Saudimenyewa ahli retas guna melacak pemilik akun Twitter porno untuk kemudian dilakukan penangkapan. Aksi ini dilakukan dibawah pimpinan polisi agama yang meretas untuk mendapatkan informasi pribadi pengguna twitter.
Hasilnya, Komisi Promosi untuk Kebijakan dan Penindakan mengungkapkan telah berhasil menutup 9.000 akun Twitter porno.
“Para anggota komisi berhasil meretas dan menutup akun Twitter porno dan beberapa diantaranya berhasil ditangkap pada periode lalu,” ujar seorang juru bicara yang tak disebutkan namanya seperti yang dilansir The Register, Senin (5/1).
Selain akun porno, badan ini juga menangkap warga dan ekspatriat yang diduga terlibat dalam penggunaan alkohol dan perjudian. Mereka terancam hukuman lima tahun penjara atau denda 800 ribu dolar.
Kepolisian tidak menyebutkan secara pasti bagaimana cara mereka meretas, entah itu menggunakan malware atau metode lain lain. Dalam beberapa tahun terakhir Arab Saudi memang melakukan penindakan masal terhadap aksi pornografi online termasuk penutupan terhadap akses situs lokal sebanyak 400.000 situs ditahun 2013.
Pihak berwenang menargetkan Twitter dan Facebook sebagai targetnya karena memiliki popularitas yang tinggi.