REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semasa jayanya, Alcatel tampil perkasa. Ini sekaligus menandai masuknya teknologi telepon gengam ke Indonesia.
Memasuki era modern, kepekarsaan itu berangsur sirnah. Upaya mendongkrak kembali penjualan rupanya tidak mulus. Tapi usaha itu pun berlanjut.
"Sekarang kami ingin untuk konsisten terus bertahan di negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Kami tidak ingin lagi ada seperti yang dulu-dulu, masuk, hilang, masuk, hilang. Tugas saya buat memastikan bahwa di negara-negara Asia Pasifik kami bisa tetap bertahan di dalam," kata Country Marketing Manager TCT Mobile Indonesia Eko Susanto, Rabu (10/12).
Sebelumnya, kepemilikan Alcatel sebelumnya berada di Prancis. Namun, kini berpindah tangan ke Cina TCL Communication dan beroperasi di bawah bendera TCT Mobile Indonesia.
Strategi penjualan pun diubah. Alcatel realistis memasang target negara-negara Asia Pasifik, khususnya Indonesia. "Makanya kami serius memegang produk yang bisa diterima di tengah masyarakat umum negara-negara tersebut, dan bukannya sekadar melemparkan produk dengan banderol murah," katanya.
Pun demikian, Eko menegaskan Indonesia masih menjadi salah satu perhatian utama bagi Alcatel, meskipun kenyataannya untuk urusan Alcatel Onetouch Flash, Indonesia harus menunggu giliran peluncuran pada urutan kelima ketimbang empat negara lain di Asia Pasifik yakni secara berurutan Thailand, Vietnam, India dan Malaysia.
"Sejujurnya, kenapa Indonesia tidak menjadi yang pertama karena kami belum siap. Kami menilai apakah harga segitu sudah cocok, kami coba di Thailand, ternyata oke. Di Vietnam juga, masuk India oke. Kemudian Malaysia yang dekat dengan Indonesia juga oke, makanya kami yakin," ujarnya.