Selasa 18 Nov 2014 22:25 WIB

Virtualisasi Hemat Belanja IT Perusahaan

Rep: Niken Paramita Wulandari/ Red: Yudha Manggala P Putra
Cloud Computing
Foto: nostra.ie
Cloud Computing

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Research Director and Head of Operation IDC Indonesia Sundev Bangah mengungkapkan kebanyakan perusahaan di Indonesia masih mengeluarkan biaya yang tinggi untuk belanja IT.

Belanja IT dikeluarkan untuk empat hal konvensional seperti membeli perangkat, membangun infastruktur, biaya admin, dan manajemen servis yang disebut Sundev sebagai IT service custodian.

Padahal Sundev menjelaskan perusahaan bisa menghemat biaya IT dengan melakukan virtualisasi pada computing, storage, dan networking. Penghematan juga bisa dilakukan dengan menggunakan pihak ketiga sebagai pengelola. Salah satunya dalam pengolahan data centre.

"Kenapa membangun data centre sendiri padahal ada banyak vendor yang bisa bantu untuk efisiensi cost," ujar Sundev di Jakarta, Selasa (18/11).

Hasil riset IDC menyebutkan penggunaan virtualisasi mampu mengurangi biaya sebesar 1,6 miliar dollar AS untuk bisnis di Indonesia dalam rentang waktu 2003-2020. Pengematan ini menurut IDC Datacenter Economies Index datang dari empat area utama IT, yakni perangkat keras sebesar 802 juta dollar AS, pemeliharaan sebesar 15 juta dollar AS, administrasi 207 juta dollar AS, dan daya serta pendinginan sebesar 217 juta dollar AS dalam kurun waktu 2014-2020.

"Nilai penghematan ini menaikkan potensi sebuah bisnis dan fleksibilitas dalam berinvestasi juga cadangan kekayaan yang dapat dipergunakan lebih baik dalam pasar yang sangat terbatas dalam segi sumber daya," katanya.

Sejalan dengan hal itu, Country Manager VMware Indonesia Andreas Kagawa menambahkan sistem virtualisasi dan cloud computing mampu menekan total belanja IT hingga 40 persen dari belanja IT normal.

"Cost penggunaan IT menurun dalam 2-3 tahun menurun 40 persen dari biaya IT sekarang karena menggunakan sistem cloud," ujarnya.

Saat ini Andreas melanjutkan, penggunaan virtualisasi baru mencapai 15 persen dari bisnis Indonesia. Dan diprediksi angka adopsi virtualisasi IT meningkat menjadi 32 persen dalam dua tahun ke depan.

"Efisiensi biaya yang sudah terbukti ini dapat merubah status IT dari cost center menjadi strategic contributor dalam suatu bisnis," ujar Andreas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement