REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mengembangkan inovasi dalam bentuk akselerasi agar start up asli Indonesia bisa menjadi bagian dari aplikasi yang berkibar dinegeri sendiri.
Melalui Divisi Digital Business (DDB) Accelerator, Telkom mengemas program bagi start up mulai dari perencanaan hingga program aksi. Akselerasi ini lebih komprehensif ketimbang inkubasi di mana harus melalui serangkaian proses yang ketat dan panjang. Mulai dari standarisasi, filterisasi, evaluasi oleh experience management, rekomendasi, positioning, mencari peluang dan probabilitas sehingga menjadi start up yang kompetitif.
“Inkubasi dan akselerasi berbeda. Kami memiliki sebuah wadah seperti inkubasi bagi start up yang baru dalam tahap penggalian ide dan gagasan di tiga saluran yakni Bandung, Jakarta dan Yogyakarta. Nah, ketika mereka sudah jadi dan memiliki standar maka barulah mereka akan dilempar ke DDB Accelerator untuk diakselerasi,” terang Achmad Sugiarto, Chief of Telkom DDB Accelerator.
Untuk menjalankan program akselerasi tersebut, Telkom mengerahkan ekspertis dan professional baik dari dalam ataupun luar perusahaan. Misalnya, saat ini perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu memiliki 25 CEO di 25 anak perusahaan yang bisa menjadi mentor bagi para start up.
Selain itu, perusahaan yang bermarkas di Bandung ini juga mempunyai yayasan pendidikan yang akan mendukung penuh proses penggodokan start up khususnya yang ke arah teknologi informasi komunikasi (TIK).
“Saat ini memang banyak di luar sana wadah bagi para start up, tetapi masalahnya mereka tidak punya saluran. Kekuatan kami adalah mempunyai 200 juta pelanggan dan professional-profesional berpengalaman yang akan memberikan pembekalan lebih ke mereka, “ ujar Anto, panggilan akrab Achmad.
Ihwal tujuan dari akselerasi, Anto menyebut ada empat hal. Pertama, terbukanya peluang bagi aplikasi untuk menjadi produk Telkom. Kedua, tidak menutup kemungkinan Telkom akan mengambil bagian dari kepemilikan saham. Ketiga, Telkom telah membentuk anak perusahaan baru yang bertugas mencari investor untuk para start up. Terakhir, bisa membawa bisnis start up menjadi bisnis yang besar bahkan hingga initial public offering (IPO).
“Maka dari itu ada tiga akselerator yakni Digital Life, Digital Commerce dan Machine to Machine, yang siap memberikan evaluasi week to week, month to month," jelas Anto disela-sela penandatangan MOU DDB Accelerator dengan Start Up Lokal pekan lalu.