REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI--Jumlah pengguna sarana akses internet nirkabel atau wifi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami peningkatan cukup tajam sejak diluncurkan program "Banyuwangi Digital Society" bersama Telkom pada 2012.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di sela acara National Broadband Symposium di Jakarta, Rabu, mengemukakan sepanjang awal 2014, rata-rata pengakses wifi di daerahnya mencapai sekitar 170.000 per bulan, meningkat 75 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang masih 97.000 pengakses per bulan.
Saat ini, di Banyuwangi terdapat lebih kurang 1.300 titik wifi yang tersebar di berbagai lokasi dan area publik, seperti taman, hotel, tempat ibadah, rumah sakit, puskesmas, sekolah, perpustakaan daerah, dan tempat publik lain.
"Kami terus mendorong literasi digital ini agar semakin bermanfaat bagi masyarakat, baik untuk pelajar maupun pelaku usaha. Bahkan, akses internet nirkabel ini juga telah diproteksi dari bahaya pornografi," katanya seperti disampaikan melalui surat elektronik.
Ia mengatakan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi menjadi perhatian penting Pemkab Banyuwangi, tidak hanya infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, jalur kereta api, dan bandara.
"Masa depan kita ditentukan oleh pengembangan 'broadband'. Setiap pertumbuhan 10 persen infrastruktur 'broadband', akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 0,8 persen," kata pria yang akrab disapa Anas itu.
Bupati Anas mencontohkan aplikasi TIK dalam layanan di Banyuwangi, di mana ada jaringan internet dan intranet yang menghubungkan desa/kelurahan, kecamatan dan dinas/badan, termasuk koneksi antara puskesmas dan rumah sakit.
"Di bidang layanan publik, kami punya program bayi lahir pulang bawa akta kelahiran. Ada 45 puskesmas dan 10 rumah sakit yang melayani program ini, semua prosesnya gratis. Jadi, ibu yang melahirkan di puskesmas, sambil proses persalinan, akta kelahirannya juga diproses dan dalam 1-2 hari aktanya sudah selesai," ujarnya.
Di bidang ekonomi, katanya, penerapan "SMS Gateway" dan instrumen TI lainnya memberi stimulus bagi dunia usaha sehingga investasi juga meningkat.
Perizinan usaha naik dari 363 pada 2012 menjadi 5.490 pada 2013, dengan nilai investasi naik Rp1,19 triliun menjadi Rp3,24 triliun.
Di bidang pariwisata, Pemkab Banyuwangi membuat aplikasi sistem operasi berbasis android untuk mempromosikan wisata daerah secara efektif.
Selain itu, katanya, di sektor kesehatan, ada program Sistem Informasi Jaringan Elektronik Mendukung Pelayanan Optimal Kesehatan Banyuwangi yang disingkat "Si Jempol Wangi" untuk memudahkan pelayanan di rumah sakit, selain juga ada "One Call Service 118" untuk layanan ambulans gawat darurat.
"Pokoknya kami ingin teknologi ini menjadi pilar bagi pengembangan Banyuwangi ke depannya. Infrastruktur bukan hanya jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandara, tapi juga infrastruktur teknologi," kata Anas.