REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kebutuhan terhadap energi yang semakin tinggi memotivasi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Rizky Nafiar Rafiandi dan timnya untuk membuat inovasi panel surya. Panel surya yang dinamai Smart Solar Panel System (SPS) ini mampu menyerap intensitas cahaya matahari dengan lebih optimal.
Dengan dana sebesar Rp 9 juta dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti), tim Rizky dapat menciptakan dua inovasi terbaru panel surya. Selain Rizky, tim ini terdiri dari Muhammad Adhijaya S, Muhammad Fadli Azis, Evandro Aditia Sinuraya, dan Nor Ain Firdaus.
Kedua inovasi yang diciptakan tim tersebut adalah lensa fresnel yang dipadukan dengan solar tracker. Solar tracker adalah alat pengatur otomatis posisi panel surya agar mampu mengikuti arah datangnya sinar matahari. Penggunaan solar tracker ini diakui Rizky memang sudah umum digunakan.
“Namun, kami juga membuat inovasi pada solar tracker-nya sehingga mampu menyerap lebih banyak cahaya matahari,” katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (27/8).
Dia menjelaskan, solar tracker pada SPS ini memiliki inovasi real-time clock. Dengan metode real-time clock, solar tracker pada SPS akan bergerak sembilan derajat setiap 30 menit. Selain inovasi yang terletak pada solar tracker-nya, SPS karya mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS ini juga menggunakan lensa fresnel pada sel suryanya. Lensa fresnel ini sengaja dipilih karena memiliki kemampuan daya serap cahaya matahari yang tinggi.
“Selain itu, lensa fresnel ini bersifat tipis dan ringan,” ujarnya.
Dalam pengaplikasian lensa fresnel ini, Rizky dan timnya melakukan perhitungan titik fokus lensa fresnel terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menentukan jarak peletakan lensa fresnel dari sel surya agar dapat meningkatkan intensitas cahaya matahari yang masuk.
Setelah berhasil meciptakan panel surya yang inovatif ini, Rizky berharap masyarakat tidak enggan lagi dalam menggunakan panel surya sebagai sumber energi.
“Saat ini penggunaan panel surya masih sedikit karena mahal dan tingkat efisiensinya rendah. Dengan alat ini, efisiensi panel surya bisa semakin meningkat sehingga diharapkan masyarakat banyak yang mau menggunakannya,” katanya.
Karena itu, panel surya SPS karya Rizky dan timnya ini akhirnya lolos mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah yang kini tengah digelar.