Senin 25 Aug 2014 14:50 WIB

Saingi Microsoft, Cina Kembangkan Sistem Operasi Sendiri

Tampilan antar muka Windows 8.1
Foto: microsoft
Tampilan antar muka Windows 8.1

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Cina berencana untuk mengembangkan sebuah sistem operasi mandiri pada Oktober 2014 untuk menyaingi produk impor Microsoft, Google dan Apple, demikian dilansir Xinhua Minggu (24/8).

Teknologi komputer menjadi ranah persaingan antara Cina dan Amerika Serikat, setelah serangkaian pertarungan serta serangan terhadap keamanan siber. Cina kini tengah berusaha membantu industri lokal mereka menyamai kepiawaian sistem operasi yang diimpor seperti Window milik Microsoft dan sistem operasi perangkat ponsel Android milik Google.

Sistem operasi tersebut diharapkan akan lebih dulu muncul pada perangkat komputer dan kemudian merambah ke ponsel pintar dan perangkat mobile lainnya, tulis Xinhua, mengutip Ni Guangna pimpinan tim aliansi pengembang OS yang didirikan pada Maret lalu.

Pernyataan Ni sebetulnya dilaporkan oleh People's Post and Telecommunications News, sebuah koran resmi dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) Tiongkok. "Kami berharap dalam meluncurkan sistem operasi komputer buatan Cina pada Oktober ke toko aplikasi," kata Ni.

Beberapa sistem operasi Cina sebetulnya sudah beredar, namun ada perbedaan besar antara teknologi yang digunakan dibandingkan dengan milik negara-negara maju, katanya.

Ia berharap sistem operasi yang dikembangkan secara lokal itu akan mengambil alih pangsa perangkat komputer dalam satu atau dua tahun mendatang dan merambah ke perangkat mobile dalam kisaran tiga hingga lima tahun mendatang.

Pada Mei 2014, Cina melarang penggunaan sistem operasi teranyar Microsoft, Windows 8, untuk keperluan pemerintahan dan hal itu menjadi pukulan telak bagi perusahan teknologi asal AS itu yang juga meningkatkan kewaspadaan bahwa Negeri Tirai Bambu itu tengah berusaha mengamankan perusahaan lokal mereka. Microsoft juga tengah menyelidiki tuduhan pelanggaran kepercayaan.

Pada Maret 2013 lalu, Cina mengatakan Google terlalu banyak mengontrol industri ponsel pintar mereka melalui sistem operasi Android dan melakukan diskriminasi terhadap sejumlah perusahaan lokal.

Keadaan saling curiga antara Cina dan AS atas tindakan peretasan semakin menjadi-jadi dalam beberapa tahun terakhir menyusul pengungkapan rahasia oleh Edward Snowden bahwa intelijen AS menanamkan perangkat mata-mata "rahasia" pada produk-produk buatan AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement