REPUBLIKA.CO.ID, AFRIKA BARAT -- Peneliti teknik kimia dari Northastern University, Thomas Webster, memberikan jalan tengah untuk mengatasi penyebaran virus ebola. Ia mengusulkan nanoteknologi sebagai salah satu cara untuk menghentikan virus yang telah mematikan ratusan orang di daerah Afrika Barat tersebut.
Dalam hipotesanya, dia mengatakan nanopartikel dari emas bisa menghalau virus Ebola dan menghentikan persebarannya. Prinsip penghentian virus ini sama seperti penggunaan nanopartikel emas yang jamak digunakan untuk terapi penyakit kanker. ''Dari berbagai percobaan, nanopartikel emas terbukti bisa menghalau sel-sel kanker dengan tidak merusak sel normal,'' katanya dalam laman resmi kampus.
Selama ini, kata Webster, nanopertikel emas telah digunakan untuk terapi penyakit kanker. Gelombang inframerah dikenakan pada nanopartikel sehingga memanas dan akhirnya bisa menghancurkan virus dan sel-sel kanker.
''Nanopertikel ini, selektif pada sel yang dituju (sel kanker) dan tidak merusak sel-sel normal. Prinsip ini sebenarnya bisa diaplikasikan untuk menghalau virus Ebola,'' ujarnya.
Webster mengatakan sesungguhnya ada perbedaan metode antara menghalau sel kanker dan virus Ebola. Perbedaannya, kata dia, terletak pada struktur nanopartikel emas yang dibuat.
Jika terapi kanker menggunakan nanopartikel emas yang berstruktur bola, untuk menghentikan penyebaran virus Ebola ini menggunakan nnaopartikel yang berstruktur seperti bintang atau nanostars. Struktur bintang yang lebih luas dibandingkan struktur bola dianggap paling cocok untuk memerangkap virus Ebola. Luas permukaan yang lebih besar ini memungkinkan mematikan lebih banyak virus.
"Sangat sulit untuk mengembangkan vaksin atau pengobatan untuk Ebola atau virus yang sama karena mereka bermutasi begitu cepat," ujar Webster yang dikutip melalui website kampusnya.