REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW-- Sekelompok grup hacker kriminal Rusia berhasil mengumpulkan data internet ilegal secara besar-besaran. Mereka meretas 1,2 miliar username dan sandi kombinasi.
Lembaga peneliti keamanan asal Amerika Serikat Hold Security mengungkapkan para hacker menargetkan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Pendiri Hold Security, Alex Holden, mengatakan pihaknya memiliki kontak dengan komunitas hacker kriminal.
Menurut Holden, mereka telah memantau dan bahkan berkomunikasi dengan kelompok tertentu dalam beberapa waktu. Grup hacker tersebut berbasis di sebuah kota kecil di selatan Rusia, wilayah yang diapit Kazakhstan dan Mongolia. Kelompok ini terdiri dari slusin pria berusia 20-an, yang saling mengenal secara dekat.
"Ada pembagian kerja dalam kelompok tersebut. Ada yang melakukan pemrograman ada pula yang (bertugas) mencuri data)," kata Holden seperti dikutip The New York Times.
Para hacker umumnya memulai aksi amatirnya sejak 2011. Setelahnya para hacker mulai mempertajam aksinya. Hingga pada Juli 2014, menurut Holden para hacker mampu mengumpulkan 4,5 miliar username dan sandi. Setelah disaring, Hold Security berhasil menemukan 1,2 miliar username dan sandi telah diretas.
Holden mengatakan, timnya juga telah mengingatkan perusahaan-perusahaan yang menjadi korban. Namun menurutnya, Hold Security belum mampu menjangkau semua korban. Pengukapan laporan ini dilakukan Hold Security dalam acara tahunan, konferensi keamanan Black Hat. Acara yang digelar di Las Vegas tersebut dihadiri para hacker dan ribuan perusahaan keamanan.
Masalah keamanan internet terus terusik dalam beberapa tahun terakhir. Februari lalu Holden menemukan, 360 juta database ilegal dijual. Data tersebut didapat dari sejumlah perusahaan.