REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penelitian vaksin dengue tetravalen yang dilakukan di lima negara Asia mulai menunjukkan titik terang dengan hadirnya hasil sementara penelitian efikasi klinis dan profil keamanan vaksin tersebut pada anak-anak sehat di Asia.
"Ini adalah penelitian multi center, salah satunya di Indonesia. Penelitian immunogenicity dan 'safety' sudah selesai, selanjutnya penelitian untuk kemanjuran vaksin yang akan dilakukan hingga 2015," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektroniknya di Jakarta, Minggu.
Hasil rinci dari studi efikasi vaksin dengue pertama itu dilakukan di lima negara di Asia pada 10.275 anak usia 2-14 tahun.
Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan efikasi (kemanjuran) sebesar 56,5 persen terhadap dengue dengan gejala pada anak usia 2 sampai 14 tahun setelah mendapatkan tiga dosis vaksin sesuai jadwal (0, 6, 12 bulan).
Selain itu, analisis menunjukkan penurunan demam berdarah dengue (kasus dengue yang parah) sebanyak 88,5 persen berdasarkan kriteria WHO."Penelitian ini juga menunjukkan penurunan dalam risiko rawat inap karena dengue sebesar 67 persen," ujar Tjandra.
Profil keamanan vaksin yang baik diamati selama 25 bulan periode pengamatan dari studi fase III di Asia, yang konsisten dengan profil keamanan yang didokumentasikan dalam penelitian lain (fase I, II, IIb).
"Kita masih akan amati hasil penelitian ini sampai selesai nantinya, untuk melihat bagaimana sebenarnya kemungkinan penggunaan vaksin Demam Berdarah di dunia. Selain penelitian ini maka ada juga satu penelitian Demam Berdarah lain dengan vaksin yang berbeda, 'one shot', yang juga akan kita tunggu hasilnya," ujar Tjandra.
Demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan nyamuk aedes aegypti yang banyak ditemukan di daerah tropis.
Diperkirakan lebih dari 2,5 miliar orang di 128 negara di dunia beresiko tertular DBD yang memiliki gejala mulai dari demam hingga beresiko kematian.