Jumat 18 Jul 2014 00:35 WIB

Snowden Rancang Alat Enkripsi Pelindung Data

Rep: Mutia Ramadhani / Red: Chairul Akhmad
Edward Snowden.
Foto: Reuters
Edward Snowden.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Edward Snowden, mantan staf New York Security Agency (NSA) mengakui bahwa gerak-geriknya selalu diawasi Rusia dan Amerika Serikat (AS). Baru-baru ini, dia bertemu dengan wartawan dari the Guardian di sebuah hotel dengan berjalan kaki dari Red Square.

Pria 31 tahun itu mengungkapkan, ia bekerja secara online hingga larut malam, soliter, dan tetap saja dilingkari dunia digital. Tak berbeda dengan kehidupannya di Negeri Paman Sam sebelumnya.

Kini, dia tengah sibuk dan fokus pada keterampilan teknis barunya, merancang sebuah alat enkripsi untuk membantu para profesional, seperti wartawan untuk melindungi nara sumber dan data rahasianya.

Snowden sedang melakukan negosiasi pendanaan dasar untuk proyek ini. Alat ini nantinya akan berkontribusi mengatasi masalah yang dihadapi para profesional yang ingin melindungi klien atau data kliennya, dalam hal ini yang berpotensi menjadi sumber jurnalistik.

"Ini adalah teknologi pengawasan terbaru. Karya jurnalistik zaman sekarang itu tak terkira, lebih sulit dari yang dulu-dulu," ujar Snowden, seperti dilansir The Guardian, Kamis (17/7).

Wartawan, kata Snowden, harus sangat sadar tentang apapun bentuk jaringan, sinyal, koneksi, atau perangkat komputer mereka. Mereka juga harus sadar dalam menggunakan kartu kredit mereka, tempat mereka mengangkat panggilan telepon, kontak email dengan nara sumber, dan sebagainya.

Tanggapan dari badan-badan profesional di Inggris mengenai alat ini bervariasi. Ross Anderson, seorang profesor teknik keamanan di Universitas Cambridge, menyatakan ikut prihatin dengan kerentanan profesi yang kemungkinan besar diawasi oleh mata-mata atau lembaga penegak hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement