Rabu 09 Jul 2014 23:53 WIB

Menristek Harapkan Presiden Terpilih Perhatikan Iptek

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta.
Foto: Republika/Lucky R
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengharapkan presiden terpilih mampu lebih meningkatkan perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi agar bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan maju.

"Harapan kami, siapa pun presiden terpilih mampu lebih memperhatikan dan meningkatkan iptek," ujarnya usai menyalurkan hak pilih di TPS 24 RT 27 Kelurahan Sungai Besar, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu.

Ia mengatakan, pembangunan dapat dipertahankan bahkan bisa dipercepat peningkatannya melalui iptek sehingga perhatian terhadap kemajuan teknologi dan informasi harus lebih diperhatikan.

Ditekankan, pihaknya mendukung kedua calon presiden yang berjanji meningkatkan perhatian di bidang iptek melalui penambahan dana bagi penelitian yang merupakan langkah awal pengembangan iptek.

"Kami apresiasi dua capres yang berjanji menaikkan dana penelitian karena penelitian dibutuhkan untuk mengawali pengembangan iptek agar program pembangunan yang akan dijalankan bisa lebih baik," ungkapnya.

Menurut dia, dana penelitian yang dialokasikan Kemenristek sebesar Rp10 triliun, tetapi besaran anggaran itu masih kurang dibanding negara lain yang mengalokasikan anggaran bagi penelitian lebih besar.

Disebutkan, anggaran penelitian negara lain ditetapkan berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang besarnya minimal 1 persen, sedangkan Indonesia besarannya masih mencapai 0,08 persen sehingga masih kurang.

"Harapan kami, ada penambahan anggaran penelitian sebesar Rp10 triliun lagi sehingga jumlah penelitian semakin banyak dan teknologi dapat semakin dikembangkan untuk mendukung pembangunan," ujarnya.

Dikatakan, penambahan anggaran penelitian bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas berbagai bidang sehingga kesejahteraan bagi 240 juta rakyat lebih terjamin dan bisa menuju kemakmuran.

"Contohnya produktivitas padi, melalui penelitian sudah mampu meningkatkan produksi mencapai 9-10 ton satu hektare dari sebelumnya hanya berkisar 5-6 ton per hektare," sebut menteri asal Banjarmasin itu.

Selain itu, kata dia, lembaganya juga mengembangkan pusat unggulan iptek yang tersebar pada enam koridor dan 19 daerah yang mengawasi mulai dari produksi awal di bagian hulu hingga akhir atau hilir.

"Pusat unggulan yang dijalankan itu mampu menghasilkan nilai tambah produk setiap daerah sehingga bisa menjadikannya sebagai bahan yang bernilai guna lebih tinggi dibanding produk awal," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement