REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -– Peneliti LIPI bekerjasama dengan ilmuwan Australia, dan Amerika serta penduduk lokal Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat menemukan spesies baru tikus air pemakan daging. Spesies yang diberi naman ‘Waiomys mamasae’ ini sebelumnya hanya diketahui oleh orang-orang lokal di dataran tinggi barat Pulau Sulawesi.
Ternyata, hewan ini telah dimanfaatkan sebagai jimat oleh penduduk setempat untuk melindungi rumah mereka dari kebakaran. Tim penemu tikus jenis baru ini yaitu Kevin Rowe, Jacob Esselstyn dan Anang S. Achmadi. Mereka menyatakan bahwa sebelumnya tikus semi akuatik lainnya hanya dikenal dari New Guinea, Australia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Achmadi mengatakan hutan di Mamasa merupakan hutan yang paling utuh di Sulawesi. Kondisi hutan yang baik adalah bukti orang-orang Mamasa sangat membatasi pembukaan hutan ke dasar gunung. Masyarakat mengetahui hewan ini sebagai ‘balau wai’, atau tikus air dalam bahasa mereka, Mamasa Toraja.
Nama ilmiah, 'Waiomys mamasae' berarti 'tikus air Mamasa', sebagai bentuk kontribusi masyarakat sekitar terhadap penemuan ilmiah spesies ini.
Kevin Rowe, Senior Kurator Mamalia dari Museum Victoria mengatakan keanekaragaman hayati kepulauan Indo-Australia menginspirasi lahirnya teori seleksi alam. Disimpulkan bahwa spesies ini merupakan hasil dari evolusi konvergen sebagai hasil adaptasi dengan lingkungan.