Selasa 01 Jul 2014 04:10 WIB

Google Pensiunkan Jejaring Sosial Pertamanya Orkut

Orkut
Foto: CNN
Orkut

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Jauh sebelum kehadiran Google+ ataupun Google Buzz, perusahaan raksasa teknologi Google sebenarnya sudah punya layanan jejaring sosial bernama Orkut.

Orkut pertama kali diluncurkan pada 2004 setelah Google gagal mengakuisisi Friendster, jejaring sosial paling ngetop pada masa itu. Sayang, meski mendulang popularitas di Brasil dan India, kiprah Orkut terbilang melempem. Ia bahkan gagal meraih ketenaran di negeri asalnya sendiri AS, juga di sejumlah negara lain. 

Namanya semakin terkubur setelah situs jejaring sosial yang kemudian jadi fenomena dunia lahir dari sebuah kamar asrama di kampus Harvard, The Facebook (Facebook). Situs yang dibuat Mark Zuckerberg bareng teman sekampusnya ini seketika melesat menguasai jagat media sosial. Friendster pun belakangan ikut tergilas olehnya.

Kini setelah satu dekade berlalu, mengalami fase "hidup segan mati pun tak mau", Orkut dipensiunkan juga. Google melalui tim Orkut mengumumkan rencana itu Senin (30/6). 

"Lebih dari satu dekade, (produk Google lain) YouTube, blogger, dan Google+ telah berkembang, dengan komunitasnya bersebaran di setiap sudut dunia," demikian tim Orkut menulis dalam blog resmi mereka seperti dikutip Mashable

"Karena pertumbuhan komunitas ini telah melampaui pertumbuhan Orkut, kami memutuskan untuk mengucapkan selamat  tinggal pada Orkut. Kami akan memfokuskan energi dan sumber daya kami untuk membuat jejaring sosial Google yang lain ini sama luar biasanya."

Orkut, yang dinyatakan resmi ditutup 30 September 2014, menandai upaya gagal Google menjajal peruntungan di pasar media sosial. Kegagalan itu ikut dialami Buzz, jejaring sosial kedua yang mereka luncurkan pada 2010.

Google, pantang menyerah, lalu menghadirkan Google+. Jejaring sosial yang sudah menginjak tiga tahun ini setidaknya lebih sukses dari kedua pendahulunya. Meski, sejumlah kritik menyebutnya masih kalah ketimbang rivalnya, seperti Facebook  maupun Twitter.

Mantan CEO Google, Eric Schmidt, mengakui bahwa keterlambatan untuk fokus di media sosial sebagai catatan termerahnya selama memimpin Google. "Sebagai pembelaan," ungkap Schmidt, dalam sebuah wawancara tahun lalu, "Kami terlalu sibuk mengerjakan hal lain, meski kami seharusnya sukses di wilayah itu dan saya bertanggung jawab atas kesalahan tersebut."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement