Sabtu 28 Jun 2014 17:27 WIB

Amazon Akan Bunuh Industri Buku Pelan-pelan?

Rep: c88/ Red: Taufik Rachman
Amazon
Amazon

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA--Perjanjian baru yang diajukan Amazon ke para penerbit, mengundang kontroversi.  Amazon akan melakukan cetak buku menggunakan peralatan "print-on-demand" dan meminta penerbit untuk menyerahkan judul buku versi elektronik.

Salah satu wakil dari penerbit kelas menengah mengatakan bahwa Amazon bertindak kejam dalam proses negosiasi. Penerbit yang lain menuduh Amazon telah melakukan bullying.

Seorang bos di sebuah penerbit meyakini bahwa klausul MFN akan menyebabkan Amazon terjerembab dalam kompetisi dan mereka seharusnya mengikuti regulasi yang telah ada.

Sebuah penerbit independen, yang telah merilis hampir seratus judul buku per tahun, mengatakan Amazon telah mendekati perusahaannya beberapa waktu silam dan memperkenalkan klausul-klausul barunya.

Seorang manajer senior mengatakan kepada BBC jika diminta untuk menyetujui perjanjian dengan Amazon, perusahaannya akan dengan tegas menolak.

Para penerbit itu juga menganalogikan Amazon dengan momen Ryanair, ketika pelanggan dan penyedia jasa sama-sama tidak menikmati jalannya roda bisnis perusahaan.

BBC juga menyelidiki para penerbit besar, di antaranya Hachette, Penguin, dan Harper Collins, yang kesemuanya menolak berkomentar mengenai kasus ini.

Editor The Bookseller, Philip Jones, mengungkapkan kepada BBC jika Amazon menyetujui perjanjian baru ini, industri buku akan terbunuh pelan-pelan.

Namun ia menambahkan bahwa negosiasi tersebut merupakan taktik Amazon dan dapat digulingkan sebelum terjadi kesepakatan resmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement