Senin 23 Jun 2014 17:22 WIB

Laboratorium EMC Penting untuk Uji Keamanan Gagdet

Ilustrasi.
Foto: emtest.com
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 SMTP LIPI) Harry Arjadi mengatakan laboratorium Kompatibilitas Elektromagnetik (EMC) di Indonesia masih kurang atau belum sebanding dengan jumlah instansi yang membutuhkan laboratorium tersebut.

Padahal, menurut dia, standar dari pengujian selalu mengalami perkembangan dan pemutakhiran. Dengan demikian, apabila laboratorium EMC itu tidak diperbaharui secara berkala maka akan mengalami ketertinggalan dari negara lain. Terlebih produk kelistrikan dan elektronika cenderung semakin canggih.

"Tentu, pertama standar itu selalu bergerak. Kedua, produk kelistrikan dan elektronik itu selalu meningkat. Semakin canggih suatu produk memiliki potensi radiasi elektromagnetik yang semakin besar. Lihat saja ponsel cerdas yang kini sangat tergantung dengan jaringan internet tentu radiasinya lebih besar daripada telepon genggam yang hanya bisa SMS dan telepon saja," kata dia.

Harry mencontohkan perangkat uji kelistrikan dan elektronika yang digunakan sekarang memiliki frekuensi 1-3 Giga Hertz, sedangkan kebutuhan pengujian terkini sudah pada frekuensi 6 GHz.

Dia menyebutkan sejauh ini Indonesia hanya memiliki 14 laboratorium EMC sementara terdapat puluhan instansi pemerintah dan swasta yang membutuhkan. Salah satu manfaat laboratorium itu sendiri untuk menguji tingkat keamanan suatu produk kelistrikan dan elektronik terhadap manusia, termasuk tingkat radiasi elektromagnetik suatu gadget.

"Laboratorium itu sangat bermanfaat untuk kepentingan keamanan para pengguna perangkat kelistrikan dan elektronik. Misalnya saja, laboratorium EMC itu menguji radiasi telepon seluler apakah aman atau tidak dipakai oleh manusia."

Harry mengatakan laboratorium EMC di Indonesia harus ditingkatkan kemampuannya karena memiliki pengaruh yang besar bagi keamanan manusia. Selain itu, jika suatu produk aman akan membawa kepercayaan pelanggan terhadap produk tersebut. Sebaliknya apabila produk membahayakan maka dapat mengurangi kepercayaan terhadap suatu produk.

"Jika kapasitas laboratorium itu kurang maka nantinya memberikan dampak kepada para pengguna. Laboratorium tersebut nantinya menyatakan kelayakan keamanan suatu perangkat listrik dan elektronik terhadap manusia. Jika pengukurannya kurang maka bisa berdampak pada akurasi data," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement