Senin 23 Jun 2014 15:45 WIB

Keramik Situs Layangan Berasal dari Dinasti Tang

 Seorang petugas membenahi artefak berupa keramik benda muatan kapal tenggelam yang diangkat dari bangkai kapal Cina di perairan Cirebon.
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Seorang petugas membenahi artefak berupa keramik benda muatan kapal tenggelam yang diangkat dari bangkai kapal Cina di perairan Cirebon.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Temuan puluhan benda keramik di Situs Liyangan, Desa Purbosari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah berasal dari Tiongkok masa Dinasti Tang, kata peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional, Yusmaini Eriawati.

Yusmaini di Temanggung, Senin (23/6), mengatakan, dari sejumlah benda keramik berupa guci, teko, dan mangkuk yang telah dianalisa semuanya berasal dari Dinasti Tang pada abad IX-X masehi atau pada masa kerajaan Mataram Kuno.

"Kami belum tahu fungsinya secara pasti karena harus dikaitkan dengan fungsi situs, namun diperkirakan berkaitan dengan ritual pemujaan," katanya.

Menurut dia, keramik temuan tersebut sebagian besar berasal dari Guangdong, selain itu dari Changsha dan Xian. Waktu itu keramik dari daerah tersebut paling populer dan diperdagangkan hingga luar daerah.

Keramik dari Guangdong berkualitas menengah dan diproduksi secara massal, katanya, sedangkan keramik asal Changsha dan Xian pembuatannya dalam kontrol pemerintah sehingga termasuk barang-barang berkualitas.

Ia mengatakan, adanya temuan keramik asal Changsha dan Xian mengindikasikan dahulu Situs Liyangan bukan sembarang atau

dikontrol pemerintah, yang pada abad IX-X masehi dalam kekuasaan Mataram kuno. Situs Liyangan semasa dengan Prambanan dan Borobudur.

"Benda-benda keramik itu bisa milik raja, bangsawan atau anggota keluarganya, yang pasti dalam kontrol pemerintah. Di sini yang penting temuan keramik adalah dalam kontrol penguasa," katanya.

Ia mengatakan keramik atau tembikar produksi suatu daerah di Cina memilik ciri khas tertentu sehingga memerlukan kecermatan dalam menganalisa. Keramik atau tembikar dari luar negeri seperti dari Cina ada glasirnya, sedang buatan Indonesia tidak.

"Kerajaan di Nusantara waktu itu jelas belum bisa memproduksi keramik, jadi keramik temuan ini berasal dari luar dan diketahui dari Tiongkok," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement