REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kontes Robot Indonesia (KRI) kembali digelar untuk ke-16 kalinya di Universitas Negeri Yogyakarta dan kali ini diikuti 53 perguruan tinggi (PT). Pemenang kontes robot nasional tersebut akan mengikuti kompetisi serupa di luar negeri.
Sebanyak 104 tim robot akan mengikuti KRI pada 24-27 Juni 2014. Peserta diseleksi dari kompetisi tingkat regional di lima wilayah. Kontes tingkat nasional akan mengadu kecerdasan robot dalam empat kategori yakni kontes robot ABU Robocon Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI).
Ketua Dewan Juri KRI, Wahidin Wahab mengungkapkan kontes robot ditujukan untuk menarik mahasiswa berpartisipasi dalam teknologi. Kontes robot dinilai dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat mahasiswa.
"Kami membuat kompetisi yang dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam praktek," ujar Wahidin dalam pemaparannya di UNY, Senin (23/6).
Pemenang KRI akan mendapat hadiah uang tunai dengan total mencapai sekitar Rp50 juta. Mereka juga berkesempatan menjadi wakil Indonesia dalam kontes robot internasional. Pemenang kategori KRAI akan mewakili Indonesia dalam Asia-Pasific Broadcasting Union (ABU) di Pune, India pada 24 Agustus mendatang.
Kontes KRSBI juga akan menjadi wahana kualifikasi nasional untuk mencari wakil Indonesia dalam kompetisi internasional, Robocup. Kompetisi tingkat internasional tersebut akan digelar di Bangkok. Sementara, pemenang KRPAI akan mewakili Indonesia dalam kontes serupa di Connecticut, Harford, Amerika Serikat.
Dengan kesempatan mengikuti kontes internasional tersebut, peminat KRI dari tahun ke tahun semakin banyak. Menurut Wahidin, jumlah peserta KRI tahun ini merupakan yang terbanyak dari kontes serupa sebelumnya. Setiap peserta dalam KRI mendapat dana bantuan pembuatan robot Rp5-6 juta.
Dari penyelenggaraan tahunan tersebut, Wahidin mengakui robot buatan mahasiswa belum dapat diaplikasikan di industri. Hal ini karena robot hanya dibuat khusus menyesuaikan tema pertandingan. Namun, dia menilai kontes tersebut bermanfaat bagi karir mahasiswa. "Mahasiswa yang pernah ikut kontes robot bianya mudah dapat pekerjaan," ujarnya.