Rabu 04 Jun 2014 10:40 WIB

Mahasiswa Brawijaya Temukan Pengawet Ikan Asin Alami

Ikan asin.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Ikan asin. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat menemukan bahan pengawet alami kombinasi antara teh dan daun pandan atau "Komhandan" untuk pembuatan ikan asin.

Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang pengabdian Masyarakat Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Ali Wafa di Malang, Rabu, mengatakan pemilihan teh karena bahan baku itu mempunyai kandungan tanin, flavonoid sebagai antimikroorganisme. Sedangkan daun pandan yang mengandung saponin dan fenol berkhasiat sebagai antibakteri.

"Kedua unsur alami itu digunakan untuk menggantikan formalin sintetis sebagai pengawet produk ikan asin. Penggunaan kombinasi teh dan daun pandan ternyata mampu menghasilkan rasa yang lebih lezat dan memperpanjang umur simpan ikan asin," katanya.

Keunggulan lain dari kedua bahan tersebut, lanjutnya, adalah mudah didapatkan ketimbang formalin yang hanya dapat dibeli di toko tertentu. Untuk memperkenalkan Komhandan tersebut, mereka di antaranya mensosialisasikannya kepada para anggota PKK Desa Tambakrejo di kawasan Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang.

Ali Wafa mengemukakan melalui program pengabdian masyarakat tersebut, dirinya bersama tim ingin menjadikan Desa Tambakrejo sebagai sentra produsen ikan asin nonformalin dan menggunakan bahan alternatif pengawet alami berupa teh dan daun pandan. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita ibu-ibu, sehingga bisa mengoptimalkan ekonomi Desa Tambakrejo.

Tim FTP yang melakukan penelitian dan menemukan Komhandan tersebut, beranggotakan empat orang mahasiswa, yakni Ali Wafa, Annisa Ulfah, Oty Kiki, dan Moh Arham yang dibimbing oleh dosen mereka, Endrika Widyastuti, SPt.M.Sc.

Sementara Ketua PKK Desa Tambakrejo Prasetyaningsih berharap Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UB di desa itu bisa terus berlanjut karena dapat memberikan dampak positif yang sangat signifikan, terutama mendukung perolehan tambahan penghasilan ibu-ibu PKK Desa Tambakrejo yang sebagian besar merupakan janda dan tidak berpenghasilan tetap.

"Kami ingin banyak PKM-PKM dari berbagai perguruan tinggi juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan PKM UB, namun untuk bidang lainnya, sehingga potensi yang ada di Desa Tambakrejo ini bisa dimanfaatkan secara maksimal dan mampu meningkatkan perekonomian warga," ujarnya.

Sebagian besar warga di Desa Tambakrejo adalah nelayan karena lokasinya berada di pesisir Pantai Sendangbiru. Potensi perikanan di daerah itu sangat besar, bahkan mampu mengekspor ikan tuna dan baby tuna ke sejumlah negara di Eropa dan Asia.

Potensi ikan laut yang banyak ditemui di perairan Malang selatan tersebut adalah ikan tuna sirip kuning, baby tuna, cakalang, tongkol, cumi-cumi, serta lopster.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement