Rabu 14 May 2014 16:00 WIB

Singa Laut Selandia Baru Terancam Sepupunya Sendiri

Singa Laut, AP Photo
Foto: AP Photo
Singa Laut, AP Photo

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Salah satu spesies singa laut paling langka, singa laut Selandia Baru, mungkin hanya hidup di negara asalnya selama 600 tahun. Demikian hasil studi yang dipublikasikan University of Otago.

"Singa laut modern Selandia Baru, yang sebelumnya hanya hidup di perairan sub-antartika, relatif menjadi pendatang baru bagi daratan utama Selandia Baru. Hewan itu menggantikan singa laut unik pra-sejarah Selandia Baru setelah spesies tersebut menjadi punah," kata kata studi tersebut seperti dilansir xinhua, Rabu (13/5).

Peneliti Catherine Collins mengatakan mereka terkejut saat mengidentifikasi keturunan singa laut yang sebelumnya tak dikenal yang mendominasi pantai South Island sampai sekitar beberapa tahun lalu.

"Diperkirakan singa laut daratan utama punah antara 1.300 dan 1.500 Masehi, segera setelah permukiman Polinesia muncul, dan kerangkanya menunjukkan hewan itu diburu secara luas. Kepunahan itu tampaknya menciptakan peluang bagi keturunan sub-antartika untuk menguasai daratan utama Selandia Baru," kata Collins di dalam satu pernyataan.

Pemeriksaan DNA memperlihatkan keturunan singa laut daratan utama yang punah memiliki genetika yang jelas berbeda dari populasi sub-antartika. "Persaingan antara kedua silsilah mungkin sebelumnya telah menghalangi silsilah sub-antartika mengembangkan diri ke arah utara ke daratan utama Selandia Baru," kata Profesor Jon Waters ketika dimintai komentar.

Singa laut Selandia Baru diburu besar-besaran pada Abad Ke-18 dan Ke-19 dan pada 1997 hewan itu dinyatakan sebagai spesies yang terancam. Saat itu, hanya tersisa 10.000 singa laut. Hewan tersebut memiliki dua sisa koloni pengembang-biakan, satu di Auckland Islands dan satu lagi di Campbell Island, keduanya di perairan sub-antartika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement