REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sebuah studi baru menemukan, para seniman ternyata memiliki otak yang berbeda secara struktural ketimbang orang yang tidak mendalami dunia seni. Penelitian yang diterbitkan NeuroImage menunjukkan, bakat seorang seniman bisa jadi merupakan bawaan dari lahir.
"Meski pun demikian, latihan dan didikan yang diperoleh dari lingkungan tentu saja memainkan peran penting dalam mengasah kemampuan para seniman,” kata salah satu peneliti yang terlibat dalam studi tersebut, Dr Rebecca Chamberlain, seperti dikutip BBC, Kamis (17/4).
Ilmuwan Universitas Leuven Belgia itu menuturkan, timnya telah meneliti otak 21 mahasiswa yang mendalami ilmu seni. Kemudian membandingkannya dengan otak 23 mahasiswa nonseniman.
Penelitian ini menggunakan metode scanning yang disebut voxel-based morphometry. Hasilnya mahasiswa seni memiliki unsur saraf lebih banyak di area-area yang mengontrol pergerakan motorik halus dan citra visual pada otak mereka.
"Orang-orang yang mampu menggambar atau melukis dengan baik, tampaknya benar-benar memiliki struktur yang lebih berkembang pada sejumlah bagian di otak mereka. Khususnya pada area yang berfungsi mengontrol kinerja memori prosedural atau kemampuan motorik halus," jelasnya.
Selain itu, kata Chamberlain, hasil scan tersebut juga mengungkapkan bahwa para seniman memiliki jumlah materi abu-abu yang lebih signifikan di daerah yang disebut precuneus pada lobus parietal otak mereka.
"Wilayah ini terlibat dalam berbagai fungsi yang berkaitan dengan kreativitas. Seperti kemampuan memanipulasi, menggabungkan, dan mengurai gambar-gambar visual di otak Anda," katanya.