Kamis 17 Apr 2014 13:05 WIB

LIPI: 30,4 Persen Terumbu Karang Rusak

Terumbu Karang (Ilustrasi)
Terumbu Karang (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 30,4 persen terumbu karang di Tanah Air hingga 2013 dalam kondisi kurang baik, sehingga berdampak pada penigkatan kesejahteraan masyarakat, demikian Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui kegiatan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP).

Kepala Puslit Oseanografi LIPI Dr. Zainal Arifin dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Kamis (17/4) menyebutkan, pihaknya hingga saat ini melakukan pangamatan terumbu karang secara intensif dan berulang di 15 kota-kabupaten.

"Kami mengamati terumbu karang di delapan kota-kabupaten yang berada di Indonesia Barat dan tujuh kota-kabupaten di Indonesia bagian Tengah dan Timur," katanya.

Sementara itu, Peneliti Puslit Oseanografi LIPI Dr Giyanto mengatakan, delapan kota- kabupaten yang diamati di Indonesia bagian Barat adalah Kabupaten Tapanuli Tengah, Nias, Nias Selatan, Mentawai, Natuna, Kepulauan Riau, Lingga dan Kota Batam.

Sedangkan tujuh kota-kabupaten Indonesia Tengah dan Timur adalah Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Selayar, Wakatobi, Sikka, Biak Numfor dan Raja Ampat, tuturnya.

Ia melanjutkan, meskipun terjadi penurunan tutupan karang hidup di Nias dan Mentawai, secara rata-rata hasil pengamatan yang dilakukan pada 2004 hingga 2011, terumbu karang di Indonesia bagian Barat menunjukkan peningkatan sampai empat persen per tahun.

"Penurunan tutupan karang hidup yang terjadi di Nias dan Mentawai disebabkan faktor bencana gempa bumi dan tsunami pada 2004," jelasnya

Sedangkan di Indonesia bagian Timur dan Tengah, kondisinya tidak jauh berbeda dari Indonesia Barat. Walaupun di Kabupaten Biak mengalami penurunan, tetapi secara rata-rata menunjukkan peningkatan tiga persen per tahun berdasarkan pengamatan pada 2006-2013.

Penurunan yang terjadi di Kabupaten Biak disebabkan bencana badai di 2009 dan peristiwa pemutihan karang (bleaching) yang melanda perairan Biak akibat naiknya temperatur laut pada 2010, jelasnya

Sementara itu, Peneliti Puslit Oseanografi LIPI Dr.Deny Hidayati dan Widayatun yang juga tergabung dalam program COREMAP menjelaskan, upaya penyelamatan terumbu karang tidak hanya melalui pengamatan semata, tetapi cara lain juga perlu diperhatikan seperti pengembangan pendidikan pesisir dan laut serta riset dan mengontrol sosial ekonomi.

"Kami berharap edukasi dan riset dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk penyelamatan terumbu karang di Indonesia," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement