REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Para peneliti mendapati peningkat kadar karbon dioksida di laut mempengaruhi respons ikan-ikan terhadap predatornya.
Penelitian gabungan dari Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS), James Cook University, National Geographic Society dan Georgia Institute of Technology melakukan penelitian di perairan laut pantai Milne, Papua Nugini. Mereka melihat kemampuan ikan-ikan bertahan terhadap serangan predator tidak hanya penting bagi kelestariannya, tapi juga keberlanjutan perikanan dunia.
‘’Studi kami menyimpulkan perairan laut yang asam membuat ikan-ikan kecil justru tertarik pada ‘bau’ predatornya. Sensor penciuman mereka jadi terganggu karena kayanya air akan CO2 dan itu mengancam keberlangsungan hidup mereka,’’ tutur peneliti AIMS, Alistair Cheal, kepada Science Daily, Ahad (13/4).
Saat CO2 di atmosfer larut dalam air laut, perairan menjadi asam. Belum lagi CO2 yang dilepaskan aktifitas vulkanik bawah laut. Perubahan ini akan juga mengubah cara biota-biota bertahan hidup. Misalnya udang-udangan, mereka akan kesulitan membentuk cangkang baru.
‘’Kami juga mengamati adanya perubahan perilaku ikan-ikan yang justru cenderung berenang menjauhi tempat berlindungnya. Itu membuat mereka makin rentan dimangsa predator,’’ kata Cheal.
Berbagai jenis ikan juga tidak lagi bisa mengukur tingkat kenaikan CO2 sehingga mereka kesulitan beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu. Para peneliti AIMS telah meneliti peraian pantai Milne selama lima tahun belakangan ini.