Rabu 09 Apr 2014 13:25 WIB

Cina Restui 'Perkawinan' Microsoft-Nokia

Rep: MGROL22/ Red: Yudha Manggala P Putra
Nokia
Nokia

REPUBLIKA.CO.ID, CINA -- Niatan Nokia untuk merampungkan proses penjualan bisnis perangkat dan layanan mereka ke Microsoft pada tahun ini semakin berjalan mulus. Pembuat ponsel asal Finlandia itu, Selasa (8/4) menyatakan, kesepakatan merger yang sudah diteken sejak tujuh bulan lalu tersebut, akhirnya mendapat restu dari regulator Negeri Tirai Bambu.

Cina disebut memberikan lampu hijau setelah Microsoft setuju untuk memenuhi syarat lisensi, termasuk pelindungan paten bagi perusahaan pembuat Android, yang kebanyakan berbasis di negara tersebut. 

Seperti dilansir Reuters, 'perkawinan' Nokia-Microsoft juga sudah mengantongi restu dari pihak berwenang Taiwan, Eropa, Amerika Serikat, dan juga belasan negara lain. Nokia berharap bisa menyelesaikan kesepakatan pada akhir bulan ini.

Pada September lalu Nokia mengumumkan telah sepakat menjual bisnis andalannya ke Microsoft dengan nilai 5,4 miliar Euro atau sekitar 7,4 miliar dolar Amerika Serikat. Namun akusisi itu perlu mengantongi persetujuan dari regulator di beberapa negara. Dalam laporan sebelumnya, negara di Asia terutama Cina disebut berpotensi menjadi bantu sandungan. 

"Persetujuan Cina sempat menjadi pertanyaan besar," ungkap analis Mikael Rautanen kepada Reuters. "Ada beberapa kekhawatiran kalau pihak berwenang di Asia bakal menekankan kondisi tambahan terkait paten Nokia, yang akan melemahkan peluang Nokia untuk meraih keuntungan."

Nokia, perusahaan yang pernah mendominasi bisnis perangkat telekomunikasi dunia, dilaporkan memiliki sekitar 30 ribu paten. Sebagian besarnya dianggap sangat berharga. Sejumlah analis bahkan memperkirakan paten-paten itu bernilai setidaknya antara 3 miliar hingga 10 miliar Euro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement