Sabtu 15 Mar 2014 01:00 WIB

Istirahat di Tempat Tidur Lebih Sensitif Gempa Daripada Beraktivitas?

Rep: fuji pratiwi/ Red: Taufik Rachman
Gempa bumi (ilustrasi)
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,ROMA--Situs Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi (INGV) yang berbasis di Roma menanyakan apa yang dirasakan warga saat gempa terjadi, dimana lokasi dan kegiatan yang sedang mereka lakukan saat kejadian.

Berdasarkan hasil penelitian INGV Paola Sbarra, untuk mendeteksi gempa skala kecil, data kegiatan yang dilakukan warga pelapor lebih menarik dibading lokasi.

Sbarra dan rekan-rekannya meneliti sekitar 250 ribu laporan gempa berkekuatan 3 skala Richter (SR) hingga 5,9 SR dari warga yang dibandingkan dengan data gempa seismograf.

Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Seismological Research Letters edisi Maret 2014 menunjukkan, orang yang sedang beristirahat di atas tempat tidur lebih sensitif merasakan gempa dibanding mereka yang sedang beraktifitas.

Orang-orang yang berada di lantai lebih tinggi lebih dapat merasakan gempa dibanding yang berdiam di lantai dasar.''Kami terkejut dengan temuan tiga variasi aktifitas saat orang merasakan gempa: berbaring, tidur dan bergerak ternyata lebih mencolok dari pada lokasi gempa,'' ke Sbarra.

Alasan aktivitas ini juga yang menyebabkan dua orang yang berada dalam satu ruangan bisa memiliki kesan berbeda dari gempa yang terjadi. Orang yang sedang duduk di sofa lebih bisa merasakan gempa dibanding mereka yang sedang memasak di dapur saat gempa terjadi. ''Apa yang anda lakukan menentukan sensasi gempa yang anda alami,'' kata Sbarra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement