REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aplikasi UP Coffee diklaim dapat mendeteksi seberapa besar dampak kafein dalam tubuh seseorang. Pengguna dapat tahu berapa cangkir kopi yang dapat mempengaruhi tidur dan kapan harus berhenti meminum kopi atau soft drink.
Aplikasi yang dikembangkan Jawbone Labs ini membantu pengguna mengetahui dampak kafein dengan menghubungkan asupan kafein dengan durasi tidur.
Dibantu dengan gelang dari pengembang yang sama, UP Coffee akan menganalisa dampak kafein pada pola tidur. Setelah menganalisa asupan kafein dan tidur selama 10 hari, UP Coffee dapat memberitahu jam tidur yang hilang dari setiap konsumsi 100 mg kafein.
"Miliaran orang di dunia menikmati kopi, teh dan minuman berkafein setiap hari, app UP Coffee mengungkapkan informasi harian tentang seberapa relevan kafein padamu," kata perusahaan tersebut seperti dikutip Daily Mail, Senin (10/3).
Menurut data yang dianalisa dari 1.600 pengguna UP, orang yang tidur setidaknya tujuh jam 30 persen di antaranya cenderung merasa bugar keesokan harinya. Rata-rata mereka juga cenderung merasa optimis, sabar, fokus, produktif dan atraktif.
Data juga menunjukkan bahwa Sound sleep -momen tidur saat tubuh benar-benar diam- punya dampak paling besar dibanding jumlah durasi tidur. Studi ini juga mengungkapkan alasan mengapa orang sulit tidur dari data yang diambil dari seperempat pengguna yang mengalami hal tersebut.
Nyaris setengahnya sulit tidur karena stres, 20 persen karena temperatur ruangan dan 18 persen karena tidak merasa lelah. Hanya 3 persen yang sulit tidur karena kondisi bising atau anak-anak.
Data Jawbone juga mengungkapkan gaya hidup yang tidak lepas dari gadget mempengaruhi tidur. Pengguna yang memiliki laptop di kamarnya tercatat waktu tidurnya terbuang 37 menit sementara pengguna yang tidur dengan ponsel menyia-nyiakan 13 menit tidur nyenyak.