Jumat 07 Mar 2014 01:58 WIB

Twitter Dapat Melacak Penyebaran HIV

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Twitter
Foto: Reuter
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penelitian terbaru menemukan, pelacakan pengguna Twitter dapat digunakan untuk memantau perilaku berisiko terkait penyebaran HIV.

Menurut ilmuan, Twitter dapat digunakan untuk memprediksi wabah penyakit.

Alarabiya melaporkan, raksasa media sosial Twitter selama ini telah digunakan oleh jutaan pengguna di seluruh dunia, untuk berbagi pikiran dan foto.

Kemampuan ini digunakan peneliti untuk melacak tren dan perilaku pengguna secara real-time, termasuk perilaku yang berisiko HIV.

Peneliti dari Universitas California Los Angeles (UCLA) memeriksa sekitar 10 ribu kicauan.

Mereka memetakan lokasi kicauan secara real-time. Peneliti juga mengumpulkan lebih dari 550 juta kicauan, untuk studi pada 2012. Mereka mengembangkan algoritma, untuk menyorot kaya kunci, termasuk kata 'seks' dan 'mabuk'.

Para ilmuan kemudian menggabungkan data dengan metode pemetaan online, yang menunjukkan lokasi kasus HIV dan Aids di Amerika Serikat. Mereka membandingkan tweet 'berisiko' dengan lokasi kasus HIV di negara tersebut.

Perbandingan menunjukkan, adanya hubungan positif yang signifikan antara keduanya. Pemimpin tim UCLA menyarankan, media sosial digunakan untuk mencegah dan medeteksi HIV.

Hasil penelitian menunjukkan, California, Texas, New York dan Florida memiliki proporsi terbesar dari tweet yang menunjukkan risiko HIV.

Sementara di Washington, Louisiana, South Carolina dan Delaware memiliki tingkat tertinggi per kapita, dari tweet berisiko.

Pengumpulan kata kunci tweet 'berisiko' di mulai dari bulan Mei hingga Desember 2012.

Menurut penelitian, hanya posting akun Twitter yang memungkinkan fungsi geo-lokasi dimasukkan.

Kicauan kemudian disaring dan diperiksa secara manual, untuk memastikan adanya kata kunci seperti 'seks' dan 'mabuk' dalam konteks yang tepat. Peneliti kemudian memeriksa tingkat prevalensi HIV di kota-kota dengan jumlah tertinggi tweet 'berisiko'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement