Kamis 06 Mar 2014 17:31 WIB

Telkom Targetkan 500.000 Program 'SME Indonesia Bisa'

PT Telkom Indonesia
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
PT Telkom Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menargetkan menggarap pasar bisnis sebanyak 500.000 pelaku Usaha Kecil Mengengah (UKM) dalam program "Small Medium Enterprise (SME) Indonesia Bangkitkan Inovasi dan Semangat Wirausaha (Bisa) pada 2014 secara nasional.

"Telkom semakin fokus dalam menggarap pasar bisnis, dan kami menargetkan 500.000 pelaku UKM bergabung di 2014 dalam program Indonesia Digital Entrepreneur (IndiPreneur)," kata Vice President Business Service Telkom Ilmianto Reden, pada acara peluncuran SME Indonesia BISA di Solo, Kamis.

Menurut Ilmianto, Telkom merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BMUN) tersebut menyadari betul potensi besar dunia usaha UKM dalam menopang perekonomian Indonesia, di mana para pelaku SME belum sepenuhnya mendapat sentuhan teknologi informasi.

Padahal, kata Ilmianto, penerapan teknologi informasi tersebut akan mempermudah para pelaku bisnis UKM dalam menjalankan usahanya dan mempercepat untuk bisa go global.

Telkom yang meluncurkan program SME Indonesia BISA tersebut sebagai sebuah program pengelolaan 100 Sentra UKM di seluruh Indonesia melalui penyedia solusi Information Communication Technology (ICT) secara mudah, murah dan manfaat.

Program itu, telah diawali sebelumnya di Jakarta, Surabaya dan kini di Kota Solo serta akan diperluas ke seluruh Indonesia.

Menurut dia, peluncuran SME Indonesia BISA merupakan program untuk lebih fokus menggarap sektor UKM melalui tiga "revenue driver" yakni "Small Office Home Office" (SOHO), "Business Solution for Community" (BSC) dan Digital Media Solutions. Khusus terkait BSC, Telkom meluncurkan SME Indonesia Bisa, guna meningkatkan kompetensi dan nilai kompetitif UKM Indonesia menjadi lebih inovatif, produktif dan kreatif melalui pemanfaatan ICT.

Ilmianto menjelaskan bahwa dalam melakukan pemasaran produk di lokasi SME Indonesia Bisa, pihaknya menerapkan "strategi paradox marketing". Hal ini, dimana pelaku UKM akan mendapatkan banyak benefit dengan harga yang kompetitif.

"Kami menawarkan aplikasi dengan sistem biaya berdasarkan per-transaksi. Intinya kami menawarkan sebuah aplikasi yang akan memudahkan para pelaku UKM dalam menjalankan bisnisnya tetapi tanpa dibebani biaya yang mahal, bukan biaya bulanan tetapi berdasarkan transaksi yang ada," kata Ilmianto.

Menurut dia, dari 100 sentra UKM yang terpilih, diharapkan 70 persen dapat menikmati layanan berbasis voice dan selular Telkomsel (SMS) serta 30 persen memanfaatkan aplikasi (hardware dan software).

Pada 2014, kata dia, Telkom menargetkan 500.000 UKM dan diharapkan dapat menjadi satu juta di 2015, sedangkan khusus Solo awalnya sebanyak 150 UKM.

Menurut dia, selain benefit di atas, pihaknya juga memberikan insentif kepada UKM untuk mempromosikan mereka dan produknya melalui "directory service www.smartbisnis.co.id" termasuk pembuatan website mudah secara gratis.

General Manager Wilayah Telkom Solo, Hafif Rachmat Isna, mengatakan, bahwa Solo merupakan salah satu kota dengan potensi UKM terbesar di kawasan Jawa Tengah, sehingga perlu mendapatkan perhatian dan pendampingan secara serius.

"Kami akan fokus per triwulan dalam menggarap UKM sesuai dengan skala prioritas dari sisi ukuran dan pemahaman terhadap teknologi informasi," katanya.

Telkom sudah mengalokasikan berbagai macam pelatihan untuk UKM di Solo sesuai dengan kebutuhannya, setelahnya akan dimasukkan ke dalam Directory Service www.smartbisnis.co.id. Telkom menargetkan 100 persen UKM yang ada di Solo dapat dimasukkan ke dalam directory service, dengan harapan akan memudahkan para pelaku bisnis yang sudah go online untuk menjalankan aktivitas bisnis dan siap untuk bersaing di pasar global.

Menurut Direktur Enterprise dan Business Service PT. Telkom, Muhammad Awaluddin, bahwa yang mendasari program SME Indonesia Bisa adalah keinginan Telkom mendukung program pemerintah dan pelaku UKM Indonesia untuk melaksanakan modernisasi dan meningkatkan kompetensi UKM Indonesia.

"Kami meyakini bahwa dengan memanfaatkan ICT, UKM semakin produktif, inovatif, dan kreatif sehingga akan memiliki daya saing dalam menghadapi globalisasi serta meningkatkan kontribusi UKM dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Awaluddin.

Sementara acara peluncuran tersebut selain dihadiri Ilmianto Raden didampingi GM Witel Solo Hafif Rachmat Isna dan GM Community DBS Ache, juga Kepala Dinas Koperasi Kota Surakarta, Triyana (Government), Pembantu Dekan I Fakultas MIPA UNS, DR. Sutanto (Akademisi), dan Kepala CV. Pengso Maju Kreasi Solo Lukas Setiobudi (pelaku bisnis), sebagai narasumber pelaksanaan media gathering dan dialog di Solo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement