Selasa 04 Mar 2014 20:27 WIB

Kritik Komunisme, Blogger Vietnam Ditahan

Bikin blog, ilustrasi
Foto: Edwin/Republika
Bikin blog, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI --  Penulis blog dan wartawan Vietnam, Truong Duy Nhat dijatuhi hukuman penjara dua tahun pada Selasa (4/3), karena menulis artikel yang mengritik pemerintah Komunis dan para pemimpin, kata pengacaranya.

Nhat terbukti bersalah "menyalahgunakan kebebasan demokratis untuk mengganggu kepentingan negara" dalam sidang yang berlangsung setengah hari di kota asalnya Danang di pantai tengah. Dakwaan anti-pemerintah diancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

"Ia membantah keras tuduhan itu, dan menyatakan tidak bersalah," kata pengacaranya, Tran Vu Hai.

AS menyatakan "keprihatinan mendalam" atas vonis tersebut seperti dilansir voanews.com.

"Kami meminta pemerintah Vietnam untuk membebaskan Truong Duy Nhat dan semua tahanan serupa, dan membolehkan seluruh warga Vietnam untuk mengekspresikan pandangan politik mereka secara damai," kata Kedubes AS dalam sebuah pernyataan.

Nhat (50) adalah seorang wartawan yang bekerja di beberapa harian milik pemerintah sebelum ia keluar dan membuat blog yang terkenal bertajuk "A Different Viewpoint".

Media swasta dilarang di Vietnam dan semua harian maupun stasiun televisi dimiliki oleh pemerintah, namun banyak warga saat ini lebih memilih mengakses berita melalui blog dan media sosial. Artikel Nhat seringkali bersentuhan dengan isu-isu politik yang sangat sensitif dan memberikan komentar alternatif bagi pers resmi.

Dalam artikelnya pada April 2013, Nhat meminta para pemimpin tinggi Vietnam untuk mundur. Ia mengatakan "saatnya bagi sekretaris jendral partai baru dan perdana menteri baru untuk menyelamatkan negeri dari krisis ekonomi dan politik.

Ia ditahan oleh polisi pada Mei 2013 dan blognya ditutup. Berdasar salinan dakwaan yang diunggah dalam jaringan, artikelnya "tidak benar (dan) memfitnah para pemimpin partai dan negara, menciptakan sudut pandang sepihak yang pesimistis".

Dalam persidangan, Nhat mengatakan ia seharusnya dihargai karena menjadi warga negara yang baik, dan wajar untuk mengkritik partai dan pemimpin negara", kata pengacaranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement