Kamis 27 Feb 2014 19:18 WIB

LinkedIn Bidik China

linkedin
linkedin

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Situs sosial media profesional terbesar dunia, LinkedIn kini meluas ke China. Perusahaan itu mengatakan situsnya yang berbahasa Mandarin sudah online hari Selasa (25/2). Meskipun situs itu masih dianggap versi uji coba, peluncuran itu berarti sudah resmi ada LinkedIn divisi China.

Menurut data perusahaan itu, LinkedIn saat ini mempunyai sekitar 4 juta orang China yang sudah menggunakan versi internasional berbahasa Inggris. Perusahaan itu yang mempunyai 250 juta lebih pengguna mengharapkan bisa menarik 140 juta pengguna lagi di China saja.

LinkedIn mengakui pihaknya menghadapi berbagai tantangan di China, salah satu yang tersulit adalah isi situs itu harus diperiksa oleh pemerintah.

CEO Jeff Weiner mengakui dalam postingan blog baru-baru ini bahwa perusahaannya harus menyensor posting yang berasal sebagian dari pengguna untuk mematuhi peraturan China tapi ia menambahkan peraturan hanya akan dilaksanakan bila dan sejauh  yang diwajibkan  oleh pemerintah China.

Su Ji, teknisi Networking Software di Beijing mengatakan mengatasi peraturan pemerintah akan merupakan proses pembelajaran.

Berbagai ketentuan mengenai  isi dan sensor ikut merintangi  pertumbuhan situs-situs asing di China. Tahun 2010 raksasa situs mesin pencari internet, Google menarik diri dari China daratan karena sengketa  yang antara lain dipicu oleh penyensoran terhadap isi internet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement