REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Penggunaan telepon di dalam pesawat tampaknya sedang jadi perdebatan hangat di dalam tubuh pemerintah Amerika Serikat. Sebuah badan pemerintah mempertimbangkan untuk mengizinkan pemakaian telepon di pesawat, sementara badan pemerintah lainnya tidak ingin hal itu terjadi.
Para penumpang, terutama yang sering bepergian, menentang penggunaan telepon dalam pesawat, menurut hasil jajak pendapat.
Sejalan dengan sentimen ini, Departemen Transportasi memberi sinyalemen dalam sebuah pernyataan Jumat (21/2), bahwa mereka berniat untuk tetap melarang penggunaan telepon dalam pesawat. Namun pernyataan ini muncul dua bulan setelah Komisi Komunikasi Federal (FCC) berniat menghentikan larangan ini.
Kongres juga akan bertindak. Para legislator sedang menyusun RUU yang mengharuskan badan regulasi transportasi menerapkan larangan penggunaan telepon seluler.
Sejalan dengan penumpang, Departemen Transportasi mengatakan, diizinkannya penumpang pesawat menggunakan telepon, maka akan “berbahaya dan merugikan” penumpang lainnya.
Ini dikarenakan “orang cenderung berbicara keras bila bertelepon daripada melakukan percakapan langsung,'' kata Departemen itu seperti dikutip VOA dari Associated Pers, Ahad (23/2).
"Mereka juga cenderung berbicara lebih banyak yang selanjutnya meningkatkan kebisingan dalam penerbangan, karena penumpang tidak hanya berbicara dengan yang duduk disebelahnya melainkan bisa berbicara dengan siapa saja yang diinginkanny.''
Salah satu yang paling gencar menentang dihilangkannya larangan ini adalah awak pesawat, yang khawatir bahwa percakapan telepon seluler (ponsel) dapat memicu perselisihan bahkan kekerasan antar penumpang.