REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pergaulan sosial manusia modern tengah disemarakkan oleh kemunculan berbagai aplikasi pengiriman pesan. Setelah demam Black Berry Messenger (BBM), WhatsApp kini menjadi primadona, seiring dengan berjayanya ponsel dan berbagai gadget berbasis sistem operasi Android.
Berdasarkan laporan lembaga pemerhati perkembangan teknologi Analysis Mason, volume pengiriman pesan melalui aplikasi pengiriman pesan berbasis jaringan internet, melampaui jumlah pengiriman pesan melalui fasilitas Short Message Service (SMS) alias layanan pesan singkat. Benarkah WhatsApp sedang membunuh SMS?
Menurut laporan Analysis Mason, sebagaimana dilansir bloomberg, pada 2013, aplikasi pengiriman pesan berbasis internet, seperti WhatsApp tercatat digunakan dengan volume 10,3 triliun, sementara layanan pesan tradisional, yakni SMS, sejumlah 6,5 triliun.
Di antara aplikasi pengiriman pesan berbasis internet, WhatsApp merupakan yang terdepan. Aplikasi dengan 450 juta pengguna aktif tiap bulan itu bahkan pernah dilaporkan mencatatkan rekor 10 juta pesan pada suatu hari di bulan Juni tahun lalu.
Dengan pertambahan jutaan pengguna setiap hari, aplikasi yang kini dimiliki Facebook Inc. itu melayani 35 persen dari total lalu-lintas pesan di dunia. Dengan kata lain, WhatsApp merupakan pesaing terberat SMS dan diprediksi akan mengubur layanan pesan tradisional tersebut.