REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa daerah di Indonesia terdeteksi terjangkit flu burung. Resiko penularan pada manusia selalu ada, meskipun hingga saat ini belum ditemukan korban meninggal akibat flu burung di Indonesia.
Pakar Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada (UGM), Charles Rangga Tabbu mengatakan masyarakat perlu dikenalkan agar bisa menjaga kesehatannya. Terutama untuk musim transisi seperti saat ini. Salah satunya dengan menggunakan sarung tangan dan masker apabila akan mengadakan kontak langsung dengan unggas.
Pemilik peternakan kecil juga sebaiknya meninggalkan pola angon, di mana ternak dibiarkan mencari makan di mana saja. Hal ini perlu dilakukan oleh semua jenis peternak baik ayam ras maupun petelur.
Peningkatan jumlah kasus flu burung seiring dengan peningkatan risiko penularan ke manusia. Hingga saat ini, manusia hanya diberikan obat flu biasa untuk menangkal virus ini. "Orang tua biasanya diberikan obat flu secara musiman untuk antisipasi," katanya kepada Republika, Jumat (14/2).