REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Raksasa elektronik Jepang, Sony berencana memangkas 5 ribu pekerjanya serta melepas merek komputer unggulannya, Vaio, akibat melemahnya penjualan produk mereka.
Seperti dilansir Aljazirah, Kamis (6/2), Sony berencana memutus kontrak 1500 stafnya yang berada di Jepang, serta 3500 pekerjanya di seluruh dunia, pada Maret tahun ini. Di bulan yang sama, Sony juga rencananya akan melepas Vaio ke sebuah lembaga investasi asal Jepang, sehingga komputer pribadi (PC) tersebut akan diproduksi oleh perusahaan baru.
Setelah dua langkah tersebut ditempuh, Sony akan lebih fokus membuat ponsel pintar dan tablet, serta mengatur strategi menyaingi raksa-raksa industri gadget yang sedang berjaya, yakni Samsung dan Apple.
Kepada para wartawan, Pimpinan Eksekutif Sony Kazuo Hirai menyatakan, pendapatan Sony dari bisnis elektronik sebenarnya berangsur meningkat. Namun, pihaknya merasa perlu melakukan penyesuaian dan percepatan pertumbuhan bisnis elektronik, agar mendapat keuntungan secara optimal. “Saat ini, akan sangat sulit bagi kami untuk mengejar pencapaian dari bisnis PC dan TV,” ujar Hirai.
Dalam beberapa waktu terakhir, produsen elektronik Jepang menghadapi tantangan yang serius dari para pesaing asal negara lain. Kondisi tersebut tidak hanya dihadapi Sony, tetapi juga perusahaan-perusahaan elektronik Jepang lainnya, seperti Sharp dan Panasonic.
“Sepertinya Sony masih sedang mencari arah, dan akan berupaya meneguhkan diri,” papar Mitsushige Akino, seorang analis ekonomi.
Menurut Akino, perusahaan elektronik Jepang harus melakukan restrukturisasi secara cepat, termasuk menghadirkan berbagai produk yang kompetitif di pasaran agar bisa kembali pulih.