REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAPUNG -- Deni Hari Setiawan, mahasiswa Informatics and Business Institute (IBI) Darmajaya Lampung dengan penelitian berjudul "Pemanfaatan Singkong Sebagai Bahan Utama Pembuatan 'Si Ovi' Singkong Onigiri Variasi" berhasil memenangkan hibah Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kemendikbud.
Karya penelitian Singkong Onigiri Variasi yang memenangkan hibah kategori Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan itu, kata Deni di Bandarlampung, Kamis, berbeda dengan Onigiri olahan Jepang.
Mahasiswa akhir Jurusan Teknik Informatika ini mengaku berinovasi dengan mengubah bahan baku Onigiri yakni nasi menjadi bahan dasar parutan singkong yang dipadatkan.
Selain rasanya enak, Singkong Onigiri Variasi ini juga lebih murah meriah, kata Deni.
Dalam melakukan penelitian, Deni dibantu oleh timnya, yaitu Relianto, Intan Komalasari, dan Bagus Tri Hantanto.
Deni menuturkan, idenya membuat singkong onigiri terinspirasi oleh jajanan Jepang yang semakin familiar di kalangan masyarakat Indonesia termasuk Lampung.
Hanya saja, dirinya lebih memilih singkong dibandingkan beras, mengingat selain bahan bakunya lebih murah, juga hasilnya lebih kenyal dan empuk.
"Dari beberapa menu olahan Jepang yang saya kenal, Onigiri mencuri perhatian saya. Akhirnya saya membuat rancangan dengan bahan dasar singkong sebagai inovasinya. Lalu saya kompetisikan dalam penelitian hibah Dikti, dan Alhamdulillah menang. Saya mendapat bantuan modal Rp12 juta untuk mengembangkan usaha ini," ujarnya.
Pria kelahiran Metro 24 tahun silam ini menambahkan, Singkong Onigiri Variasi buatannya terdiri dari dua rasa yakni manis dan pedas.
Rasa manis, kata dia, ada dua macam yakni rasa cokelat yang merupakan perpaduan cokelat butir atau meises dan susu, lalu rasa kismis keju perpaduan dari keju, kismis dan susu.
"Sedangkan yang pedas juga ada dua yakni ayam saos tiram dan beef mayones," katanya.
Pembuatan Singkong Onigiri Variasi, menurut Deni tidaklah sulit.
Singkong sebagai bahan dasar cukup dikukus, lalu diparut dan dipadatkan hingga membentuk segitiga, bulat, atau seperti karung beras.
Kendati mudah, Deni mengaku sempat beberapa kali gagal saat melakukan percobaan awal.
"Awalnya saya sempat kesulitan untuk menciptakan olahan dengan kompisisi yang pas. Setelah tiga kali percobaan, akhirnya berhasil juga. Isinya, disesuaikan dengan pilihan rasa. Agar lebih cantik, saya buat hiasan dari rumput laut kering di bagian atasnya, sehingga terlihat unik dan menarik," ujar Deni yang mengaku hobi memasak ini.
Menurutnya, dua kilogram singkong, bisa diolah menjadi 25 butir Singkong Onigiri Variasi yang dijual dengan harga Rp3.000 per butir.
Dia optimistis, olahannya tersebut bisa disukai konsumen khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa, mengingat harganya yang murah, sehingga Singkong Onigiri Variasi cocok untuk kantong mereka.
Anak dari pasangan Solehudin dan Siti Salbiah ini berharap karyanya tersebut ke depannya bisa menjadi peluang bisnis yang baik.
"Sebenarnya saya tidak muluk-muluk, Onigiri disukai orang saja saya sudah sangat senang. Tetapi jika ini bisa menjadi peluang bisnis yang bagus, kenapa tidak. Saya siap mengembangkannya," tambahnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IBI Darmajaya Novita Sari, SSos, MM, memberikan apresiasinya.
Menurut Novita, IBI Darmajaya tak hanya berupaya mengembangkan mahasiswa dengan prestasi akademik dan nonakademik, tetapi juga di bidang entrepreneur.
Hal ini, ujarnya, sejalan dengan filosofi kampus tersebut untuk menciptakan lulusan-lulusan yang berkualitas, yakni membentuk mahasiswa teknologi informasi (IT) yang memahami enterpreneur atau sebaliknya menciptakan entrepreneur yang memahami IT.
"Kami mengapresiasi segala kreativitas mahasiswa dalam melakukan penelitian termasuk di bidang entrepreneur. Prestasi Deni diharapkan bisa menjadi stimulus bagi mahasiswa lainnya untuk berkarya yang lebih baik lagi. Di sini kami mendorong mahasiswa untuk dapat berprestasi di bidang apa pun, sehingga mereka diharapkan terpacu untuk menunjukkan potensi yang terbaik," katanya mengharapkan.