REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO - Robot kian populer di Cina. Tingginya upah buruh menjadikan robot sebagai satu alternatif untuk melakukan pekerjaan yang sulit, kotor dan berbahaya. Misalnya, penggunaan robot untuk industri pengecoran.
Pengecoran dianggap sebagai satu industri yang berbahaya lantaran melibatkan pencairan logam pada suhu tinggi. Pekerjaan seperti ini sudah diambil alih oleh robot.
The International Federation of Robotics memperkirakan Cina akan menginstal 28 ribu robot di tahun ini. Padahal tahun 2005, Cina hanya menggunakan 4500 unit robot untuk membantu aktivitas meraka. Jumlah yang diinstal tahun ini hampir sama banyaknya dengan Jepang. Penggunaan robot di Cina pada tahun 2015 bahkan diperkirakan mencapai
34 ribu unit, lebih banyak dari robot yang digunakan di Jepang.
Dikutip dari laman Nikkei, kekurangan personel tenaga kerja menjadi salah satu alasan untuk penggunaan robot. Manajer di Mingzhi Technology mengatakan kondisi lingkungan kerja yang begitu keras menyebabkan orang Cina cepat memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya hanya dalam waktu tiga bulan.
Di sisi lain, populasi usia 15-59 tahun di Cina mulai menyusut pada tahun 2012 sebagai dampak dari kebijakan satu anak. Tingkat pendidikan yang tinggi menyebabkan anak muda Cina malas melakukan pekerjaan yang kotor. Kenaikan upah buruh juga turut berdampak pada penggunaan robot.
Kepemimpinan Cina memiliki misi menggandakan pendapatan nasional per kapita di tahun 2020. Sebagai contoh, upah di Suzhou dan sekitarnya meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu.
Robot yang digunakanpun semakin modern. Enginering sudah memodivikasi robot dengan berbagai sendi, seperti sendi lengan. Dengan beitu, robot semakin mudah membawa barang meskipun beratnya mencapai puluhan kilogram.
Produsen robot Jepang Nachi-Fujukoshi mengatakan hasil yang diperoleh dari kerja robot ini diatas ekspektasi. Sebanyak 20 jenis bisnis termasuk bisnis pengecoran, industri baut, pengolahamn sudah mulai terkagum-kagum dengan kamampuan robot dalam hal kecepatan maupun akurasi kerja.
Universitas dan lembaga penelitian telah mempelajari robot lebih dari satu dekade terakhir. Perusahaan di Cina juga telah memasuki bisnis robot sejak tahun 2010 . Meskipun masih cukup tertinggal dibandingkan Jepang dan Eropa, Cina sudah mulai berupaya mengejar ketertinggalan ini.