REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peneliti gempa Universitas Gadjah Mada (UGM), Subagyo mengatakan, gempa yang terjadi di Kebumen Sabtu (25/1) kemarin bukan terjadi di titik baru gempa di Laut Selatan Pulau Jawa. Titik gempa tersebut memang berdekatan dengan Palung Jawa, namun diyakini titik tersebut ratusan tahun lalu juga sudah pernah terjadi gempa.
"Terdeteksi dengan alat memang baru kali ini, karena alat deteksi gempa baru ada sejak 1.900. Dan dulu mungkin saja pernah terjadi gempa di situ. Karena gempa di satu titik dalam skala besar akan terjadi lagi dalam hitungan ratusan tahun," katanya kepada Republika, Ahad (26/1).
Diakuinya, sekitar Palung Jawa di wilayah Laut Kebumen tersebut merupakan daerah front area. Yaitu daerah yang hampir setiap hari terjadi gempa. Meskipun skalanya bervariasi dan ada yang bisa di rasakan manusia maupun tidak. Karenanya kata dia, gempa di Kebumen kemarin diyakininya bukan gempa yang pertama kali di titik tersebut.
Gempa Kebumen itu kata dia, juga diyakini tidak akan menyebabkan gempa lain di sekitarnya yang lebih besar. Karena kata dia, Palung Jawa yang terdekat dengan titik gempa Kebumen setiap harinya sudah terjadi gempa. "Jadi tanpa ada gempa Kebumen kemarin, di Palung Jawa itu setiap hari sudah terjadi gempa. Hanya saja ada yang bisa dirasakan ada yang tidak," ujarnya.
Karenanya kata dia, masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya gempa yang lebih besar setelah gempa Kebumen tersebut. Karena kata dia, hingga detik ini tidak ada satu ahlipun yang bisa meramalkan terjadinya gempa secara tepat dan benar.