REPUBLIKA.CO.ID, RUSIA -- Hacker yang diduga kuat berada di bawah kendali pemerintahan Rusia dilaporkan meretas ratusan jaringan internet milik perusahan-perusahaan yang ada di Eropa, Amerika Serikat dan Asia.
Menurut laporan terbaru yang dirilis perusahaan keamanan jaringan CrwodStrike, operasi peretasan bernama sandi "Energetic Bear" itu menargetkan ratusan perusahaan di lebih dari 23 negara.
"Ini adalah salah satu bukti kasus pertama yang memperlihatkan aktivitas Rusia sejak jangka waktu lama," ungkap Adam Meyers, vice president of intelligence CrowdStrike kepada Mashable, Kamis (24/1).
CrowdStrike menyebutkan para peretas Rusia membidik instansi pemerintah di negara-negara eropa, perusahaan bidang pertahanan dan perusahaan energi di seluruh dunia. Mereka mengincar kekayaan intelektual, rahasia perdagangan dan sejumlah data yang bisa diunakan Rusia dalam kegiatan diplomatik terkait sumber energi.
Dmitri Alperovitch, salah satu pendiri CrowdStrike mengatakan teknik yang digunakan dalam operasi "Energetic Bear"sangat canggih. Ia bahkan melihatnya hampir sebaik yang digunakan Cina dan tentara sibernya. "Kita melihat Rusia seperti menggunakan teknik Cina di sini," kata dia.