Jumat 24 Jan 2014 06:43 WIB

Rusia Berlakukan Pajak Impor Belanja Online

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Julkifli Marbun
Media Sosial
Media Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia akan membatasi impor dari pengecer online asing dalam berbagai situs belanja online di luar Rusia. Langkah ini diambil pemerintah untuk melindungi perusahaan lokal dari gempuran barang-barang impor yang masuk lewat skema belanja online.

Tidak tanggung-tanggung, pemerintah memberlakukan pajak online tersebut hingga 30 persen. Pajak tinggi ini hanya berlaku bagi paket belanja online yang nilainya lebih dari tujuh ribu rubel atau di atas 123 poundsterling.

Dilansir dari the Guardian, Jumat (24/1), pemerintah juga membatasi jumlah paket yang boleh diimpor dengan bekerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman, seperti DHL dan UPS. Perusahaan-perusahaan tersebut hanya diperbolehkan mengirimkan maksimal lima jenis barang impor untuk satu orang pelanggan dalam sehari.

Pembatasan dan pajak tinggi yang akan diberlakukan Rusia ini tentunya menghambat rencana perusahaan pengecer asing, seperti ASOS, Next, dan Net-a-Porter dari Inggris yang melihat Rusia sebagai negara dengan pertumbuhan tinggi. Penjualan online ASOS dan Next meningkat dari enam miliar dolar AS pada 2007 menjadi 10 miliar dolar AS pada 2012.

Akan tetapi, Analis dari Conlumino, Maureen Hinton menilai pembatasan barang-barang online senilai tujuh ribu rubel di Rusia ini tidak akan memengaruhi pengecer seperti ASOS. Sebab, pembelian pelanggan untuk situs ini rata-rata di bawah angka itu. Namun, ini bisa berdampak pada barang-barang mewah yang dijual secara online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement