Selasa 21 Jan 2014 22:49 WIB

Terbangunnya Pesawat Luar Angkasa, Rosetta

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dewi Mardiani
Foto: APN  Gambar satelit dari Lembaga Antariksa Eropa (ESA) menunjukkan asteroid \'Lutetia,\' hasil jepretan pesawat antarika Rosetta.
Foto: apn
Foto: APN Gambar satelit dari Lembaga Antariksa Eropa (ESA) menunjukkan asteroid \'Lutetia,\' hasil jepretan pesawat antarika Rosetta.

REPUBLIKA.CO.ID, Pesawat luar angkasa Rosetta milik Badan Antariksa Eropa (ESA) bangun dari hibernasinya. Sebuah signal pertanda siaga terdengar dan diterima oleh markas ESA di Darmstadt, Jerman pada pukul 18.17 waktu setempat.

Rosetta telah mengalami masa hibernasi selama 31 bulan untuk menjaga tenaganya setelah bepergian jauh dari matahari di antara orbit Jupiter.

Pesawat luar angkasa ini rencananya akan mendarat di sebuah komet pada Agustus untuk mengirimkan sinyal ke bumi. Rosetta diciptakan untuk mengirimkan robot Philae mendarat di inti komet yang jauhnya mencapai 4,5 kilometer.

Diperkirakan Rosetta dapat mencapai targetnya pada November nanti. Andrea Accomazzo, Manager Operasi Pesawat luar angkasa, mengatakan masa hibernasi ini merupakan waktu terlama, namun sangat berharga. Pesawat luar angkasa ini mulai hibernasi pada Juni 2011 karena posisinya yang jauh dari matahari sehingga harus menyimpan energi yang ada.

Karena itu, Rosetta tertidur dalam waktu yang lama. Menurut laporan BBC yang dilansir Selasa (21/1), saat ini, Rosetta akan mendekati matahari sehingga ia mendapatkan banyak sumber energi untuk beroperasi. “Sejak saat ini sampai Maret nanti, tidak ada kegiatan yang akan kami rencanakan di pesawat luar angkasa. Kami hanya akan melakukan pengecekan dasar,” kata Andrea. 

Rencananya, Rosetta akan mengawal komet ketika bergerak mendekat matahari. Rosetta mengawasi perubahan yang terjadi dan Philae akan melaporkan perubahan tersebut. Komet raksasa itu diyakini masih mengandung bahan-bahan yang tidak berubah sejak pembentukan tata surya 4,6 juta tahun yang lalu.

Data yang dikirimkan Rosetta dapat membantu para peneliti untuk mempelajari bagaimana ruang angkasa berubah. “Kami akan mempelajari sampel dan komposisi kimia dari komet itu,” kata Matt Taylor, ilmuwan proyek, Esa Rosetta.

Lanjutnya, data tersebut akan membantunya mengetahui bagaimana dan dari mana komet itu terbentuk, serta erjalanan selanjutnya dalam tata surya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement