REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim "Maritime Challenge" ITS Surabaya siap ke Prancis untuk mengikuti ajang "Atlantic Challenge International" di Vanesse, Prancis pada Juli 2014, karena kapal "Merdeka 4" yang disiapkan ke ajang itu telah selesai dikerjakan selama hampir 10 bulan.
Kesiapan itu ditandai dengan peluncuran kapal "Merdeka 4" yang dinamai "Baita Sena" oleh Pembantu Rektor I ITS Prof Ir Herman Sasongko dan Kepala Staf Armatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji di geladak dasar KRI Makassar-590 di Koarmatim Surabaya, Senin.
"Target kami adalah juara umum seperti 'Rojo Segoro' (kapal Merdeka 3) yang meraih 'Spirit of Challenge' di Irlandia pada dua tahun silam, tapi target minimal kami adalah masuk lima besar," kata Humas Tim 'Maritime Challenge' 2014, Salman Utsman.
Ia mengaku tim "Maritime Challenge" sudah berlatih secara fisik selama satu jam pada setiap pagi, kemudian latihan di laut menggunakan kapal Merdeka 1.
"Itu karena kapal Merdeka 2 (Garuda Nusantara) dibeli orang Amerika, sedangkan kapal Merdeka 3 'dipinjam' tim Lithuania," ujarnya.
Namun, dengan terselesaikannya kapal Merdeka 4 (Baita Sena), maka tim "Maritime Challenge" yang sudah terseleksi 20 orang akan memulai latihan di laut dengan menggunakan kapal Merdeka 4 itu.
Menurut dia, kapal Merdeka 4 itu dirancang dan dibuat oleh puluhan anggota unit kegiatan mahasiswa (UKM) "Maritime Challenge" yang berjumlah 60-an sejak pertengahan Februari 2013 hingga pertengahan Januari 2014.
"Kapal Merdeka 4 itu kami kerjakan sebagai praktik dalam perkuliahan, tapi pengerjaan proyek 'Wooden Sailing Boat' itu dilakukan secara 'shift' (bergiliran), karena setelah latihan fisik itu ada yang kuliah dan ada pula yang ke bengkel untuk menyelesaikan kapal itu," paparnya.
Ia menjelaskan kapal dengan desain kapal tradisional "Yole de Bantry" Prancis untuk persyaratan lomba itu memiliki panjang 11,76 meter, lebar kapal 2,1 meter, tinggi kapal 0,7 meter, dan sarat kapal 0,28 meter dengan inovasi terbaru berupa laminasi bambu.
"Kami sengaja menggunakan bahan laminasi bambu, karena bahan dari kayu semakin sulit dicari dan harganya pun mahal, tapi kami masih menggunakan teknologi laminasi bambu pada tempat duduk penumpang dan dayung," tuturnya.
Senada dengan itu, Pembina Tim "Maritime Challenge" ITS Prof Daniel M Rosyid menegaskan bahwa bahan dasar kapal Merdeka 3 (Rojo Segoro) dengan kapal Merdeka 4 (Baita Sena) memang hampir sama yakni ada laminasi bambu.
"Bedanya, laminasi bambu pada kapal Merdeka 3 hanya 10 persen, sedangkan laminasi bambu pada kapal Merdeka 4 mencapai 20 persen. Selain itu, dalam tubuh kapal Merdeka 4 juga ada ukiran khas kerajaan di Nusantara," ucapnya.
Namun, kapal Merdeka 4 ("Baita Sena") mungkin tidak akan berangkat ke Prancis bila "Rojo Segoro" yang dipinjam tim Lithuania sejak dua tahun silam itu dikembalikan ke Tim ITS. "Kalau 'Rojo Segoro' dikembalikan, maka kami akan pakai Rojo Segoro dalam kompetisi di Prancis itu," tukasnya.
Sebaliknya, bila 'Rojo Segoro' dibeli tim Lithuania, maka 'Baita Sena' akan berangkat untuk berlaga di sana. "Yang jelas, saingan Indonesia dalam lomba itu antara lain Prancis, Irlandia, Rusia, Lithuania, dan Italia," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Pembantu Rektor I ITS Prof Ir Herman Sasongko menyatakan bangga dengan terselesaikannya kapal Merdeka 4. "Pendidikan teknik yang benar itu berakhir di bengkel, bukan hanya pada gambar atau simulasi komputer. Doakan juara lagi," katanya.