REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jejaring sosial Weibo mengalami penurunan jumlah pengguna yang cukup tajam. Dalam sebuah laporan pemerintah, terdapat penurunan pengguna sekitar 28 juta orang per 2013.
Meski pun begitu, the Cina Internet Network Information Center mengklaim, penurunan pengguna tidak hanya terjadi pada Weibo. Melainkan juga pada media sosial lainnya.
BBC, Jumat (17/1) melansir, masih diblokirnya jejaring sosial Twitter di negeri tirai bambu membuat Weibo dilirik. Namun, lonjakan popularitasnya membuat pemerintah bergerak cepat untuk membungkam suara kritis yang beredar di Weibo.
Peraturan perundang-undangan di Cina memang memungkinkan pemerintah menahan seseorang yang berkomentar tidak pantas di media sosial.
Wartawan BBC di Beijing, Celia Haiton, menilai, penurunan pengguna Weibo tak lepas dari peningkatan sensor dan penangkapan sejumlah penggunanya. Akibatnya, banyak orang yang memilih meninggalkan forum publik semacam Weibo dan memilih berkomunikasi dalam bentuk pribadi.
Salah seorang pengguna Weibo, Awxiang tidak terkejut dengan penurunan ini. "Weibo sudah tidak seperti yang dulu. Jadi, saya tidak terkejut. Weibo sudah tidak aman lagi, jadi ini saatnya bagi setiap orang untuk pergi dan mengucapkan selamat tinggal pada Weibo," ujarnya.
Pengguna Weibo lainnya pun mengungkapkan pandangan senada. "Ini tidak sepadan dengan resikonya," kata orang tersebut.